Metroterkini.com- Liga Arab akan menggelar pertemuan para menteri luar negeri untuk membahas langkah Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Pertemuan tersebut akan digelar pada Sabtu (10/12) waktu setempat mendatang.
Pertemuan para menlu Liga Arab tersebut seperti diberitakan kantor berita Turki, Anadolu Agency, Kamis (7/12/2017) akan digelar atas permintaan Palestina dan Yordania dan didukung oleh Maroko.
Sebelumnya pada Selasa (5/12) waktu setempat, para perwakilan tetap Liga Arab yang berbasis di Kairo, Mesir telah berkumpul untuk membahas isu ini. Dalam pernyataan bersamanya, Liga Arab menyatakan pengakuan negara manapun atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel -- ataupun pendirian misi diplomatik di kota suci tersebut -- akan dipandang sebagai "serangan terang-terangan terhadap bangsa Palestina dan hak-hak Palestina serta pelanggaran serius terhadap hukum internasional".
Pengumuman Presiden AS Donald Trump mengenai pengakuan resmi AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel telah menuai kecaman berbagai negara di dunia. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun menyerukan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul pada 13 Desember untuk membahas hal tersebut.
"Dalam menghadapi perkembangan yang membangkitkan sensitivitas mengenai status Yerusalem, Presiden menyerukan pertemuan puncak para pemimpin Organisasi Kerja Sama Islam untuk menunjukkan aksi bersama negara-negara Islam," ujar juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalin kepada para wartawan di Ankara, Rabu (6/12/2017).
Dia mengatakan bahwa pertemuan puncak akan berlangsung pada 13 Desember 2017. Untuk diketahui, Turki saat ini menjabat sebagai Ketua OKI. Kalin menegaskan, pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel akan menjadi kesalahan besar terhadap kesepakatan-kesepakatan internasional.
Sementara Wakil Perdana Menteri Turki Bekir Bozdag menuturkan, langkah AS tersebut berisiko menimbulkan "api" di Timur Tengah dan akan mengakibatkan sebuah "bencana besar."
Dilansir detik, Pengakuan tersebut akan "melemparkan Timur Tengah dan dunia ke dalam api dan tidak diketahui kapan itu akan berakhir," ujar Bozdag, yang juga menjadi juru bicara pemerintah Turki melalui Twitter. Dia mengatakan langkah itu akan menghancurkan proses perdamaian.
PBB dan Paus Fransiskus juga mengungkapkan kekhawatirannya atas keputusan Trump mengenai Yerusalem. Pengumuman ini dianggap akan memicu ketegangan baru di Yerusalem, kota suci bersejarah yang dipuja oleh orang-orang Yahudi, Kristen, dan muslim itu.[*]