Metroterkini.com - Rasanya tak ada satu pun wanita di dunia ini yang tidak pernah bermimpi menjadi seorang puteri. Bukan cuma tinggal di istana yang megah, tetapi juga bertemu dengan pangeran tampan dan hidup bahagia bersama selamanya. Dulu, mungkin itu pula yang diimpikan oleh wanita-wanita Rohingya, namun kenyataannya hidup mereka kini sangat jauh dari itu semua.
Jangankan istana yang megah, memiliki rumah sederhana yang berada dilingkungan yang nyaman saja rasanya sudah sangat susah. Ya, banyak kaum Rohingya di Myanmar yang kehilangan tempat tinggal mereka, rumah-rumah mereka dibakar hingga tak tersisa. Bukan cuma rumah, banyak wanita yang diperkosa secara bergiliran, ditambah hal yang lebih menyedihkan lagi adalah suami mereka pergi begitu saja lantaran tak mau hidup bersama lagi.
Kisah sedih pun diceritakan oleh Ayamar Bagon, wanita Rohingya yang mengaku telah menjadi korban pemerkosaan tentara Myanmar saat “operasi pembersihan militan” di negara bagian Rakhine beberapa waktu lalu.
“Saya diperkosa berdekatan dengan waktu persalinan saya, tepatnya saat usia kandungan saya sudah Sembilan bulan. Mereka tahu saya sedang hamil, tapi tidak peduli,” jelas Ayamar Bagon seperti dilansir dari AFP, Selasa (5/9/2017).
Nasib malang tak hanya menimpa Bagon, tapi juga banyak sekali wanita di Desa Kyar Gaung Taung, di Rakhine yang mengaku menjadi korban pemerkosaan oleh tentara Myanmar saat operasi militer pada 2016 lalu. Setelah diperkosa, banyak dari mereka yang justru “dibuang” oleh suaminya. Alhasil untuk kehidupan sehari-harinya Bagon hanya bisa berharap dari pemberian para tetangganya.
“Suami saya malah menyalahkan saya atas pemerkosaan tersebut. Karena hal itu, dia menikahi wanita lain dan sekarang lebih memilih tinggal di desa lain,” terang wanita berusia 20 tahun tersebut.
Kejadian yang mengerikan pun dialami oleh Hasinnar Baygon (20 tahun), Desember 2016 lalu tiga orang pria yang mengenakan seragam dan membawa senjata api memperkosa dirinya secara bergantian.
Setelah diperkosa, suaminya pun malah menyalahkannya atas kejadian tersebut. “Suami saya berkata bahwa dia akan meninggalkan saya. Dia menyalahkan saya, katanya saat kejadian kenapa saya tidak berusaha untuk melarikan diri,” ujar Baygon kepada AFP.
Krisis kemanusiaan yang dialami etnis Rohingya kini tengah menjadi perhatian masyarakat dunia. Ribuan nyawa tidak berdosa melayang akibat kekejaman rezim militer Myanmar. [**]