Kantor Al-Jazeera Ditutup Israel Atas Tuduhan Penghasutan

Kantor Al-Jazeera Ditutup Israel Atas Tuduhan Penghasutan

Metroterkini.com - Israel pada Minggu (6/8) mengatakan akan menutup kantor berita Al-Jazeera di negaranya, setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menuding media asal Qatar itu melakukan penghasutan.

Kementerian Komunikasi Israel, dikutip AFP, menyatakan akan menuntut pencabutan kredensial jurnalis yang bekerja untuk kantor berita tersebut dan juga memutus koneksi kabel dan satelitnya. 

Sebelumnya, pada 27 Juli, Netanyahu telah menyatakan dia ingin Al-Jazeera didepak dari negaranya seiring ketegangan yang meningkat di situs suci Yerusalem, yang disebut Bukit Bait Suci oleh umat Yahudi.

“Kantor berita Al-Jazeera terus menghasut soal kekerasan yang terjadi di Bukit Bait Suci,” tulis Netanyahu di akun Facebook resminya.


Bentrokan sempat terjadi di situs suci bagi tiga agama besar di dunia itu bulan lalu, menyusul tewasnya dua polisi Israel di Yerusalem. Insiden itu memicu pemasangan detektor logam di gerbang masjid Al Aqsa yang kemudian menyebabkan konflik dengan Palestina.

“Saya telah meminta beberapa kali kepada lembaga hukum untuk menutup kantor Al Jazeera di Yerusalem,” kata Netanyahu dilansir Cnnindonesia.

“Jika ini tidak bisa dilakukan dengan alasan interpretasi hukum, saya akan menyusun undang-undang baru untuk mengusir Al-Jazeera dari Israel,” tambahnya.

Pemerintahan Netanyahu berulang kali menuding kantor berita yang berbasis di Doha itu atas pemberitaan yang bias terkait konflik Israel-Palestina.

Di sisi lain, pemerintahan Netanyahu dipandang sebagai aliran kanan  paling ekstrem dalam sejarah Israel. Dia kerap mengkritik media dan menuding kantor berita mencari celah demi mencoreng pemerintahanny. [cnn]

Berita Lainnya

Index