Metroterkini.com - Tim Pemenangan Agus Sylvi, Dipo Ilham meragukan hasil survei Populi Center pada April 2016 silam. Survei tersebut melaporkan calon Gubernur petahana Basuki T. Purnama (Ahok) – Djarot Saiful Hidayat unggul dari kedua lawannya. Hal tersebut, sama sekali berbeda dengan hasil polling lembaga survei lain.
“Ahok yang di semua survei lembaga lain berada di bawah posisi Agus-Sylvi, di survei ini melesat 11% di atas Agus-Sylvi, Anies-Sandi biasanya berada di paling bawah. Survei ini aneh jangan terus membodohi publik," ujar Dipo yang juga Wasekjen DPP PAN di Jakarta, Selasa (24/1/2017).
Dipo menilai ada permasalahan dalam Populi Center, yang sering disebut "guilt by association". Sehingga membuat badan survei ini dianggap tidak objektif karena ada kepentingan tertentu. Ketika disinggung apakah hasil survei tersebut dipengaruhi posisi Sunny Tanuwidjaja sebagai dewan penasihat Populi Center juga merupakan orang dekat calon incumbent Ahok.
Dipo tidak dapat memastikannya. Yang jelas, ia mengamati sejak kehadiran Sunny dalam lembaga tersebut, presentase untuk Ahok-Djarot selalu unggul jauh meski berbeda dengan hasil dari lembaga survei lain. Kendati demikian, Dipo tidak menampik adanya indikasi ‘permainan’ yang dilakukan Sunny dalam survei tersebut.
“Opini publik memang memiliki hukumnya sendiri. Selama ada Sunny di dalam kepengurusan Populi Center, semua survei Populi memenangkan Ahok-Djarot dengan margin yang jauh sekali. Apalagi, surveinya beda sendiri dengan survei lembaga lain, yang menunjukan pasangan tersebut justru tertinggal dengan kandidat lain. Hal ini membuat Populi Center sulit meyakinkan publik,” kata Dipo menjelaskan.
Sebelumnya, Populi Center melakukan survei untuk mengetahui tingkat elektabilitas ketiga pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta. Hasilnya, pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) unggul atas dua pasangan lainnya dengan elektabilitas 36,7 persen. Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandi) berada di peringkat kedua dengan elektabilitas 28,5 persen dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni (Agus-Sylvi) di peringkat terakhir dengan elektabilitas 25 persen. Elektabilitas Agus-Sylvi merosot dibanding Desember 2016 yang mencapai 32,2 persen. [mer-ril]