Metroterkini.com - Tanah longsor yang menerjang Pemukiman warga Dukuh Karangrejo, Desa Tempuran, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, akhir Nopember silam ternyata masih menyisakan sekelumit masalah. Pasalnya saat kejadian hanya sebuah rumah yang didiami oleh Kateni (43 th) bersama lima orang anggota keluarganya, termasuk ibunya yang menderita sakit tersebut roboh.
Tetapi kini, bukan hanya Karena seorang yang menjadi korban. Karena ada 12 Kepala Keluarga di RT. 03, RW. 03, Dukuh Karangrejo, Desa Tempuran yang mengalami ketakutan. Hal ini dipicu oleh kontur tanah di wilayah tersebut sekarang retak-retak dan ini berada dalam kawasan seluas 2 hektar.
Menurut Kateni, bukan hanya bangunan rumah yang retak. "Ruas jalan yang baru saja di rabat pun juga ambles dan kondisinya cukup membahayakan pengguna jalan," kata Kateni, Sabtu (10/12). Talud pengaman jalan pun rusak karena bencana tersebut.
Meluasnya bencana tanah retak tersebut membuat kekawatiran warga yang berada di wilayah itu. "Kalau saya pribadi sudah mencari pengungsian karena rumah Kami sudah hancur," akunya.
Nasib Kateni memang menyedihkan, rumah permanen yang masih baru dibangun, kini hancur. "Yang penting kami sekeluarga selamat dari musibah ini," tambahnya.
Kesedihan juga dirasakan warga lainya, yang sebagian besar mengaku bingung karena rumah dan kekurangannya juga retak. "Malam hari kami sudah tidak berani tinggal di rumah karena takut rumah kami ambles atau terkena gunturan tanah dari bukit," ucap Paniran yang diamini oleh Seni, warga yang lain.
Parahnya lagi, Pemkab Ponorogo seakan tidak peka terhadap bencana alam di wilayah tersebut. "Memang ada bantuan Sembako dari Pemkab Ponorogo, tapi kami ingin Pemkab Ponorogo memastikan wilayah kami aman atau tidak untuk tempat tinggal lagi," tutur Jemino, warga di lokasi tersebut.
Pihaknya berharap kepada Pemkab Ponorogo segera turun tangan membantu rakyatnya yang terkena musibah. "Sudah hampir tiga minggu kami terkena musibah tapi pihak Kecamatan, atau Pak Camat pun belum melihat kondisi wilayah kami," keluhnya.
Dia mengaku wilayahnya memang sangat jauh dari pusat Kecamatan Sawoo apalagi dari Pusat Kota Ponorogo, karena berada di perbatasan Ponorogo dan Trenggalek. "Kami berharap Pemkab Ponorogo memberi solusi kepada warga korban tanah laongsor di Desa Tempuran ini, karena nyawa kami bisa terancam," ungkapnya. [nur]