Metroterkini.com - Kapal motor (pompong) Gunung Lima milik nelayan Tebing Tinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti dengan nakhoda Bakri (48) yang digiring sekelompok nelayan rawai Desa Muntai dan akhirnya di bakar di Kuala Muntai, Dusun Tua, Desa Muntai, Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, Rabu (7/12/2016) kemarin.
Aksi main hakim sendiri warga tersebut buntut dari kekesalan para nelayan rawai ini terhadap aktivitas pompong Gunung Lima yang dibawa Bakri dan temannya Abdul Razak yang mencari ikan dengan jaring batu di wilayah pesisir pantai Muntai.
Berikut kronologis menurut Kapolsek Bantan AKP Yuherman. Awalnya kapal nelayan Meranti dengan nakhoda Bakri itu melakukan penangkapan di wilayah pesisir pantai Muntai. Nelayan rawai yang melihat aktivitas tersebut kemudian beramai-ramai mengamankan kapal beserta nelayannya (Bakri dan Abdul Razak).
"Awalnya tidak ada aksi bakar-bakar, berjalan baik-baik saja. Kita dari Polsek mendapat informasi itu langsung mendatangi dan melakukan negosiasi," kata Kapolsek, Kamis (8/12/2016).
Disampaikan Kapolsek, negosiasi dan mediasi dilakukan dengan mengumpul perwakilan nelayan rawai Muntai.
"Tercapai kesepakatan, mereka (kelompok nelayan rawai) meminta agar kepolisian menempatkan personel di Muntai untuk mencegah dan melarang masuknya nelayan jaring batu beroperasi di perairan Muntai. Karena mereka (nelayan rawai) menganggap nelayan jaring batu melanggar peraturan Kementerian Kelautan dan Perikanan," jelasnya.
Menurut Yuherman, setelah ada kesepakatan dua nelayan Meranti (Bakri dan Abdul Razak) harus diamankan ke Polsek termasuk kapal pompongnya, karena itu melanggar peraturan operasional.
Namun, usai rapat, Yuherman dan kelompok nelayan rawai yng ikut mediasi serta dua nelayan Meranti ingin melihat kondisi kapal (Pompong) Gunung Lima. Ternyata di tempat Pompong Gunung Lima ditambat sudah ramai masyarakat (ibu-ibu dan anak-anak) dan nelayan jaring rawai lainnya.
"Belum sempat kita menyampaikan hasil mediasi, termasuk perwakilan mereka, ada provokosi dari oknum masyarakat, 'bakar-bakar' disitu terjadi aksi pembakaran," tambah AKP Yuherman.
Karena kondisi memanas, Yuherman kemudian memerintahkan anak buahnya mengamankan 2 nelayan Meranti (Bakri dan Abdul Razak) ke Mapolsek Bantan di Selatbaru. [rdi]