Tradisi Bakar Tongkang dan Sembahyang Dewa Laut di Panipahan

Tradisi Bakar Tongkang dan Sembahyang Dewa Laut di Panipahan

Metroterkini.com - Ritual Bakar Tongkang (replika perahu) sudah dilakukan masyarakat Tionghoa di Rokan Hilir, khususnya di Kecamatan Panipahan. Masyarakat Tionghoa yang tinggal di wilayah pesisir pulau Sumatera ini menyakini ritual ini bentuk permohonan keselamatan dari dewa laut.

Dalam ritual sembahyang ini setiap tahunya dilaksanakan warga Tionghoa yang di Vihara Budi Bhakti, Jalan Bijaksana Kepenghuluan Panipahan Kecamatan Palika Rokan Hilir Riau.

Masyarakat Tionghoa dalam ritual Bakar Tongkang ini dilaksanakan di pemakaman di jalan Kubutan China Kepenghuluan Teluk Pulai. Sebelum ritual ini dimulai masyarakat akan menggotong riplika perahu menuju tempat ritual.

Warga Panipahan

Salah seorang warha Tionghoa, Usman kepada metroterkini, Kamis (24/11/2016) menyebutkan, ritual Bakar Tongkang ini merupakan adat dan tradisi suku Tionghoa di Panipahan. Ritual ini bagian dari acara sembahyang kepada Dewa Laut dengan tujuan sang Dewa memberkati warga yang turun ke laut mencari rezeki agar mendapat keberuntungan.

Menurutnya, mayoritas warga Panipahan Rokan Hilir Riau, selama ini mencari rezeki dari hasil laut sebagai nelayan. "Kita minta keselamatan dan diberi untung banyak".

Pelaksanakan ritual bakar Tongkang ini dilaksana di dua vihara di Panipahan, yaitu vihara Pekong Kuda selain di vihara Budi Bhakti.

Pelaksanaan ritul ini dilaksanakan setelah setelah sembahyang Dewa Laut di vihara masing-masing dan dilaksanakan secara serentak.

Wanita Tionghoa

Dalam setiap ritual Bakar Tongkang, biasanya akan banyak warga Tionghoa luar daerah berdatangan ke Panipahan, seperti Jakarta, Medan, Batam, bahkan ada yang dari Malaysia dan Singapura seta Thailand.

Menurut keyakinan mereka, ritual Bakar Tongkang dan Sembahyang Dewa Laut ini adalah kaitanya dengan sejarah nenek moyang mereka yang pertama kali mendarat di Rokan Hilir tepatnya di sekitar Bagansiapaiapi dan Panipahan. 

"Jadi perantau mesti pulang jika mereka mengenang nenek moyang mereka yang pertama kali mendarat di daerah kita ini dengan menggunakan perahu tongkang," katanya.

Bakar Tongkang sebagai mengenang kepada nenek moyang dan sembahyang dewa laut adalah permohonan keselamatan kepada dewa. [mustar]

Berita Lainnya

Index