Metroterkini.com - Kantor Kepresidenan Korea Selatan, Gedung Biru, membantah klaim yang dilayangkan partai oposisi bahwa Presiden Park Geun-hye berencana memberlakukan darurat militer di Negeri Ginseng itu menyusul skandal politik yang tengah menimpa pemerintahannya.
CNN melaporkan, bantahan ini dilontarkan untuk menanggapi pernyataan pemimpin partai oposisi, Choo Mi-ae, yang mengatakan telah mendapatkan informasi intelijen yang menyebutkan Park berencana untuk mendeklarasikan keadaan darurat militer.
Dugaan ini muncul karena darurat militer juga pernah dilakuan di negara itu oleh ayah Park, park Chung-hee, saat mengambil alih kekuasaan pemerintah dalam sebuah kudeta pada tahun 1961. Ayah Park mengumumkan darurat militer dua kali semasa dirinya menjabat sebagai presiden Korsel ke-3 pada periode 1963-1979.
Menanggapi dugaan tersebut, juru bicara Presiden Park, Jung Youn-kuk, mengatakan bahwa klaim Choo tersebut merupakan "komentar tidak pantas yang terlontar dari seorang pemimpin partai oposisi". Jung menilai komentar Choo itu sebagai hasutan politik yang tidak bertanggung jawab.
Park memang sedang berada dibawah tekanan publik yang terus mendesak dirinya untuk mundur dari kursi kepresidenan.
Desakan ini muncul karena adanya dugaan nepotisme serta pembocoran dokumen rahasia negara oleh Park yang melibatkan salah satu kerabatnya, Choi Soon-sil, yang bukan merupakan pejabat publik di Korsel.
Sementara itu, Choi dituding memanfaatkan kedekatannya dengan Park untuk memberi tekanan pada chaebol, sebutan bagi konglomerat Korsel, untuk mengalirkan dana jutaan dolar pada dua yayasannya.
Choi sendiri sudah ditahan otoritas Korsel pada 31 Oktober lalu dengan dakwaan telah melanggar penyalahgunan kekuasaan dan percobaan penipuan.
Kejaksaan Korsel tengah menyelidiki peran Park dalam skandal politik terbesar ini dan menyatakan akan memeriksa presiden wanita pertama di negara itu dalam waktu dekat.
Berdasarkan laporan kantor berita Korsel, Yonhap, ini menjadi kali pertama dalam sejarah Korsel, seorang presiden diperiksa oleh penyelidik terkait skandal yang menimpanya.
Akibat skandal pembocoran rahasia negara itu, ratusan ribu warga Korsel turun ke jalan pada Sabtu pekan lalu sebagai bentuk desakan bagi Park untuk mengundurkan diri dari jabatan kepresidenan.
Aksi protes ini merupakan yang ketiga kalinya dilakukan dalam seminggu terakhir dan sontak menyebabkan reputasi dan popularitas politik Park menurun drastis. [**]