Metroterkini.com - Peringatan Hari Pahlawan setiap 10 November diharapkan bukan sekadar seremonial. Akan tetapi ada upaya berkesinambungan terhadap pemaknaan akan pentingnya pengorbanan dan pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.
"Hari ini, siapapun yang bersedia berkorban untuk kepentingan negara, secara implisit, ia layak disebut pahlawan," kata Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini melalui siaran pers tertulis, Rabu (9/11/16).
"Pengorbanan menjadi barang mahal jika sudah bertemu dengan ego, ambisi, dan kepentingan pribadi atau kelompok termasuk dalam mengelola negara ini," ujar Jazuli dikutip metrotvnews.
Dengan demikian, lanjut Jazuli, sangat wajar begitu banyak persoalan bangsa yang belum terurai. Kemudian aktualisasi potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia juga kerap tertunda atau terhambat, karena pengorbanan belum membudaya.
“Negara kita punya potensi besar yang belum aktual. Tanah kita subur dan terkenal sebagai negara agraris, tetapi produk pertanian masih impor, petani kita miskin. Kita negara kepulauan, tetapi ikan kita dicuri orang, nelayan kita tidak sejahtera. Kita kaya tambang dan sumber daya mineral, tetapi belum banyak memberikan manfaat ekonomi yang signifikan buat rakyat kita. Ini karena kita semua tidak punya semangat pengorbanan yang kuat,” terangnya.
Jazuli berharap segenap tumpah darah Indonesia memahami arti kepahlawanan para pendahulu. Yaitu semangat berkorban yang tinggi untuk negara dan mampu mengendalikan ego serta ambisi yang tidak produktif untuk bangsa dan negara.
“Negara ini butuh pemimpin, pengusaha, profesional, dan generasi muda yang siap berkorban mengatasi ego dan kepentingan pribadi dan kelompoknya demi mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera. Itu kunci kemajuan Indonesia,” pungkas Jazuli. [**]