Metroterkini.com - Pemberantasan pungli disegala tempat di negara ini diakui masyarakat sangat baik banyak diantara mereka mendukung namun ada juga yang keberatan misalnya seperti yang diungkapkan sopir pengangkutan sayur dari Bukit Tinggi menuju Riau, Joni (43Th), dia mengaku dirugikan dengan tidak diterimanya setoran di timbangan Dishub Sumbar, pasalnya dia harus mengurangi muatan mobilnya karena para penjaga Timbangan ini takut dijebak oleh Tim Operasi Tangkap Tangan (OTT) internal Dinasnya.
"Dengan sogok 25 Ribu Rupiah penjaga timbangan biasanya saya bawa 9 Ton muatan mobil, saat ini penjaga takut penyamaran Tim OTT terpaksa angkutan hanya 5 ton saja sesuai surat, jadi harga di Pekanbaru terpaksa dinaikkan sedikit," Ujar Jon, Rabu (26/10/16).
Hal ini tidak saja dialami oleh Joni, warga lain Sapar (35Th) juga terpaksa tidak mendapatkan SIM mobil sebab Polisi benar - benar melakukan tes secara betul, terang saja dia tidak lolos melakukan tes komputer karena dia tidak pernah tahu aturan dan rambu - rambu jalan.
"Waduh kalau begini para aparat bersihnya mungkin negara ini aman, walau tidak dapat Sim saya puas sebab aturan jalan," Jelasnya.
Pantauan wartawan di kantor pembuatan Sim disejumlah kantor Kepolisian di Riau, Sim yang dicetak menurun drastis karena banyak dari calon pengemudi ini yang gagal tes padahal mereka sudah membayar uang belajar Stir mobil yang notabenenya adalah mitra Lantas di pembuatan Sim.
Sementara di kantor Lurah contoh kecilinya seperti Surat Keterangan Tanah (SKT) kini tidak melayani lagi warga yang hendak melegalkan atau pindah nama SKT nya, bahkan di kantor Badan Pertanahan Nasional Pelalawan pembuatan surat ini hanya bisa 5 surat setiap harinya, pasalnya kelengkapan warga banyak yang tidak lengkap.
Akibat pungli ini tidak lagi merajalela, sejumlah kedai dan warung juga mengalami perurunan langganan, juga harga sayur di pasar tradisional cendrung naik, karena biasanya mereka boros berbelanja sekarang tidak.[basya]