Ini Penuturan Pengikut Dimas Kanjeng yang Sakti

Ini Penuturan Pengikut Dimas Kanjeng yang Sakti

Metroterkini.com - Salah seorang pengikut setia Dimas Kanjeng dengan julukan Sultan Agung, Robi Darmawan menceritakan asal muasal dari kekuatan yang dia percaya dimiliki Dimas Kanjeng, berasal dari sebuah alam lain bernama alam kehendak.

"Asal muasalnya itu di sebuah alam itu alam dunia, kalau kita ngomong itu alam kehendak. Bahwa semua barang-barang yang ada di dunia ini ke sana dulu, jadi tidak semua barang yang ada di dunia tadi (alam kehendak) ada di muka bumi, tapi semua yang ada di muka bumi ini ada di sana," kata Robi saat konferensi pers di La Piazza, Kelapa Gading, Jakarta Pusat, Jum'at (20/10/2016).

Sebagai orang yang telah lama dekat dengan Dimas Kanjeng, Robi menjelaskan bahwa untuk mengeluarkan setiap benda yang ada di dunia membutuhkan waktu lama.

Dia berujar, guru- guru Dimas Kanjeng memberikan beberapa prasyarat. Yang pertama adalah puasa namun ditolak oleh Dimas Kanjeng karena banyak santri yang tidak kuat berpuasa. Lalu, guru Dimas Kanjeng mengganti syarat pertama dengan syarat kedua yaitu zikir, yang lagi-lagi ditolak dengan alasan para santri tidak kuat berlama-lama duduk. Kemudian akhirnya diputuskanlah dengan mahar.

"Kalau saya persepsikan dari negeri lain saja ya, uang dari negeri lain misalkan ini dana hibah Rp 1 miliar, saya tahu sendiri bagaimana masuknya uang Rp 1 miliar ke Indonesia. Bagaimana susahnya dan prasyaratnya banyak. Kalau kita persepsikan sama seperti itu, untuk mengeluarkan ini (uang dan lainnya) dari alam dunia itu membutuhkan semua perjuangan. Nah, dipilihlah yang namanya mahar," terangnya.

Selain itu, Robi menyatakan mahar yang dikumpulkan bersama dengan perjuangan oleh para santri diserahkan pada koordinator yang selanjutnya menyerahkan uang itu kepada Dimas Kanjeng.

Setelah itu Dimas Kanjeng akan menyerahkan uang tersebut kepada gurunya, Abah Dofir. "Nah dari pemberitaan di media apakah dari Abah Dofir ini digunakan untuk bangun masjid dan lainnya kita tidak tahu karena itu hak prerogatif Abah Dofir," tuturnya.

"Yang kedua uang ini untuk apa, ya untuk bangun infrastruktur yang ada di Padepokan jadi kalau sekarang polisi menyita segala asset yang ada di Padepokan itu aset kita sebenarnya, aset santri karena yang beli lahan itu semuanya santri," tambah Robi.

Bahkan dikatakan Robi rumah hingga mobil Dimas Kanjeng adalah pemberian dari para santri karena mereka sangat mencintai gurunya dan merasa malu kalau melihat rumah gurunya kecil. Padepokan Dimas Kanjeng pun dibangun dari uang para santri.

"Saya sangat kaget secara sepihak pihak kepolisian menutup segala apa yang ada di Padepokan dan menyita mobil-mobil dan sebagainya. Loh? Itu aset siapa gituloh? Itu kan yang bangun santri semua harusnya tidak boleh melakukan itu," terang Robi.

Dengan kondisi para pengikut yang tertekan dan merasa diintimidasi oleh masyarakat, Robi menegaskan bahwa tidak ada penggandaan uang yang ada hanyalah pengadaan uang dari alam kehendak menuju alam saat ini.

"Jadi sangat memperihatinkan sekali kondisi teman-teman yang ada di daerah-daerah, dari situ kita punya keberanian untuk melakukan konferenai pers ini supaya masyarakat tahu bahwa tidak ada namanya penggandaan, tidak ada namanya pemalsuan, tapi semua adalah pengadaan, mengadakan dari sebuah alam gaib ke alam yang ada sekarang nyata," tutupnya. [detik]

Berita Lainnya

Index