Metroterkini.com - Debat Capres AS 2016 kembali membawa isu pembajakan e-mail. Moderator, Martha Raddatz, meneruskan pertanyaan yang diajukan seorang warga Amerika Serikat (AS) dari Negara Bagian Virginia mengenai pentingnya seorang pemimpin memiliki pandangan pribadi yang dirahasiakan dari publik. Pertanyaan datang di tengah bocoran Wikileaks mengenai sejumlah e-mail pribadi dari tim Hillary Clinton. Di saat bersamaan, Kementerian Luar Negeri juga merilis sebagian dokumen e-mail pribadinya saat menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.
Hillary Clinton kembali menyatakan permintaan maafnya sebagai pihak yang bersalah dalam skandal tersebut. Kandidat asal Partai Demokrat itu kembali menegaskan bahwa pihak Rusia terlibat dalam skandal. “Intelijen kita bilang bahwa Kremlin Istana Kepresidenan Rusia terlibat dalam serangan siber. Mereka ingin mempengaruhi pemilihan presiden. Mereka ingin Donald Trump menang karena pernah memuji Putin,” ujar istri mantan Presiden Bill Clinton itu dilansir okezone, Senin (10/10/16).
Donald Trump menganggap pernyataan Hillary Clinton itu konyol. Pengusaha properti itu menuduh Hillary berbohong. “Rusia selalu disalahkan dalam setiap serangan. Mungkin saja sebenarnya memang tidak ada pembajakan. Hillary berbohong,” bela pria asal New York itu. Hillary menduga Rusia sengaja mendukung Trump karena pria berusia 71 tahun itu memiliki perusahaan atau ingin berinvestasi di Moskow.
Trump mengaku dirinya tidak memiliki urusan sama sekali dengan Rusia. Trump menganggap bekerja sama dengan Rusia adalah hal yang bagus. “Saya tidak punya bisnis di Rusia. Saya bahkan tidak mengenal Vladimir Putin secara pribadi. Tetapi, saya pikir sangat bagus bekerja sama dengan Rusia untuk menghadapi ISIS,” tukas Trump. Debat capres AS 2016 putaran kedua ini memiliki format town hall. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam Debat di Washington University, Missouri, kali ini tidak hanya berasal dari hadirin, tetapi juga dikumpulkan dari sosial media seperti Facebook dan Twitter. [**]