Bantuan Pusat Rp400 Juta Pertahun, Sejak 2009 Tak Pernah Ada

Bantuan Pusat Rp400 Juta Pertahun, Sejak 2009 Tak Pernah Ada

Metroterkini.com - Bantaun dana APBN Rp400 juta per tahun yang diungkapkan Kepala Perpustakaan Nasional, Sri Sularsih dalam acara pencanangan Riau sebagai provinsi literasi di Pustaka Wilayah Soeman HS, Pekanbaru, Jum'at (18/3/2016 ) lalu, ternyata pepesan kosong.

Sebab, Sekretaris Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Bengkalis, Eri Kusuma Pribadi ketika dikonfirmasi, Kamis (29/9/2016) membantah pihaknya menerima dana tersebut.

Menurut Eri, pada awalnya tahun 2003 pustaka terapung berupa speed boat fiber dengan dua mesin Yamaha masing-masing berkuatan 85 PK bantaun Perpustakaan Nasional itu mungkin ada dibantu dana APBN, namun semenjak 2009 sampai sekarang tak sepeserpun dana APBN yang diterima instansinya.

Sementara pada Maret 2016 lalu, Kepala Perpustakaan Nasional, Sri Sularsih dalam acara pencanangan Riau sebagai provinsi literasi di Pustaka Wilayah Soeman HS, Pekanbaru mengatakan bahwa pustaka terapung di Kabupaten Bengkalis mendapat bantuan Rp400 juta pertahun.

Menurut Sri, dari tujuh pustaka terapung di Indonesia salah satunya di Kabupaten Bengkalis. Untuk dana operasional masing-masing pustaka terapung tersebut dibantu APBN Rp400 juta pertahun.

"Sudah ada di Bengkalis satu, karena biaya operasionalnya cukup mahal (Rp400 juta pertahun) jadi baru ada tujuh di Indonesia," kata Kepala Perpustakaan Nasional, Sri Sularsih saat itu.

Ia menjelaskan, biaya operasional untuk pustaka mencapai Rp400 juta pertahun. Namun demikian itulah cara untuk meningkatkan minat baca masyarakat daerah pesisir.

"Ada banyak cara untuk meningkatkan minat baca masyarakat salah satunya dengan memodifikasi perpustakaan terapung ini," tuturnya saat itu sebagaimana dilansir antara.com dan berbagai media di Riau.

Kata Sri lagi, perpustakaan terapung dikhususkan bagi daerah-daerah kepulauan yang aksesnya sulit dijangkau seperti daerah di perbatasan. Kalau di darat itu ada perpustakaan keliling, kalau di air perpustakaan terapung.

Dia menjelaskan pustaka terapung adalah kapal yang dimodifikasi menjadi perpustakaan dan siap menjemput masyarakat yang ingin membaca.

Saat itu dia juga memuji bangunan Pustaka Wilayah Soeman HS Provinsi Riau yang dinilainya masuk kategori terbaik di Indonesia, tapi belum pengelolaannya.

"Arsitektur untuk pembangunan memang terbaik se-Indonesia tapi kalau untuk pengelolaan belum bisa dikatakan nomor satu," kata Sri Sularsih.

Dalam kaitan itu, dia menjelaskan bahwa pengelolaan perpustakaan terus ditingkatkan dengan melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan di daerah. Dia memberikan tips agar perpustakaan di daerah dapat sukses dan menarik masyarakat minimal 800 pengunjung. [rdi]

Berita Lainnya

Index