Warga Pelalawan Bangga Punya Mentri Seperti Siti Nurbaya

Warga Pelalawan Bangga Punya Mentri Seperti Siti Nurbaya

Metroterkini.com - Warga Pelalawan, Riau banggga dengan gebrakan yang dilakukan Metri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya terhadap kebijakannya memberantas Kebakaran Hutan dan Lahan, walau itu perusahaaan raksasa seperti Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) akan tetap ditindak. Warga minta kebakaran lahan perusahaan RAPP tersebut diusut sampai tuntas dan lahan gambut yang dikuasai dikembalikan seperti semula.

Kebijakan yang dinilai tidak berpihak ini didukung penuh oleh warga Pelalawan, sebab yang merasakan langsung dampak penebangan hutan dan penguasaan lahan untuk dijadikan lahan Akasia adalah warga Pelalawan sendiri, selama ini warga tidak pernah mendengar ada pejabat berani menyentuh sampai ke penindakan pada perusahaan milik Sukanto Tanoto ini.

"Kami banggga dengan pemerintahan Jokowi yang tidak salah menunjuk mentrinya, Ibu Siti Nurbaya  sehingga berani menurunkan tim ke lahan RAPP di Pulau Padang, walau dicegat oleh oknum memakai baju Kopasus namun tim ini tidak gentar," Ujar warga Pelalawan yang sangat peduli terhadap lingkungan, Bunyamin, Jumat (9/9/16).

Warga Pelalawan berharap Kementrian LHK dijadikan contoh oleh kementrian lain, sebab masih banyak dugaan kecurangan yang dilakukan RAPP, misalnya seperti dugaan penyelewengan pajak, perizinan, pengusaan lahan, dan lain - lain.

Seperti dihebohkan oleh banyak media massa, tim Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead dan kawan - kawan diusir saat melakukan inspeksi mendadak ke lokasi kebakaran hutan di lahan milik PT RAPP di Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau pada Senin (5/9/16) kemaren, lahan ini sebelumnya akar konflik yang berujung aksi jahit mulut di depan istana oleh warga Meranti.

"Entah kenapa sebelum Jokowi menjabat izin mereka tetap dikeluarkan, padahal pemerintah pusat tahu gambut Pulau Padang kedalamannya mencapau lebih 12 meter, artinya kalau RAPP bercokol menanam Akasia ditas lahan gambut itu maka permukaan gambut ini akan kering, sehingga mudah terbakar," Jelasnya.

Kejadian seperti yang dialami tim BRG, itu kejadian biasa kejadian serupa sudah lama terjadi, sebab saat mendatangi lahan milik PT RAPP yang akan dibuat kanal baru, apapun model organisasinya akan dilarang memasuki lahan itu, apalagi tim yang satang ini dinilai akan menghambat pemuatan kebun ini.

"Kami pernah diusir oleh Securiti saat memantau pengusuran kebun warga didesa Segati, Kecamatan Langgam, Pelalawan, Riau dilahan katanya milik RAPP, bahkan tidak tangung - tangung Securiti ini mengusir pakai 8 Exkapator dan petugasnya lebih garang dari orang mabuk, mereka tidak segan - segan melakukan penganiayaan, saat itu wartawan, LSM yang memantau terpaksa melarikan diri," Tukasnya.

Walau keberadaan RAPP di Riau ini ada manfaatnya, namun kalau cermat meneliti sebenarnya banyak ruginya.[basya]

Berita Lainnya

Index