Metroterkini.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menolak bertemu dengan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon. Penolakan ini menyusul kritikan PBB terhadap pemerintahannya dalam upaya memerangi narkoba.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan, telah dilakukan upaya untuk mengadakan pertemuan antara Ban dan Duterte di sela-sela KTT ASEAN di Laos pekan depan. Namun tak dicapai kesepakatan mengenai waktu pertemuan.
Atas hal itu, juru bicara urusan luar negeri Filipina Charles Jose mengatakan, 11 kepala negara telah meminta pertemuan dengan Duterte selama KTT ASEAN pada 6-8 September tersebut. Dari 11 kepala negara tersebut, Duterte telah mengiyakan pertemuan dengan sembilan di antaranya.
"Harap maklum bahwa dia tak bisa menerima mereka semua dan seharusnya tak ada yang mengaitkan hal negatif apapun pada mereka yang tak bisa ditemuinya," tutur Jose di Manila, Filipina seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (2/9/2016).
Sebelumnya, Duterte telah beberapa kali melontarkan kekesalan terhadap PBB setelah seorang pejabat khusus PBB mengkritik kebijakannya dalam memerangi kejahatan, khususnya narkoba. Duterte bahkan sempat mengancam akan membawa Filipina keluar dari keanggotaan PBB, meski kemudian dia menarik ucapannya itu.
"Mungkin kami harus memutuskan untuk memisahkan diri dari PBB. Jika Anda sangat tidak menghormati seperti itu, maka saya akan meninggalkan Anda," cetus Duterte dalam konferensi pers bulan lalu. Namun tak lama setelah itu, Duterte menyebutkan bahwa ancamannya itu hanya lelucon belaka.
Hampir 2 ribu orang terkait narkoba dan kejahatan lainnya, telah tewas sejak Duterte dilantik menjadi presiden pada 30 Juni lalu dan langsung memulai perang melawan kejahatan. Duterte bersikeras bahwa sebagian besar dari mereka yang tewas ditembak polisi adalah para tersangka penjahat narkoba yang melawan saat ditangkap. Sisanya adalah mereka yang tewas dalam perang antar geng. [detik]