Metroterkini.com - Haji adalah Arafah. Ya, Arafah merupakan bagian penting dalam ritual haji. Wukuf atau berdiam diri di Arafah merupakan salah satu rukun haji. Dilakukan pada waktu antara tergelincirnya matahari (tengah hari) 9 Dzulhijjah sampai matahari terbenam. Tanpa wukuf di Arafah maka haji seseorang tidaklah sah.
Keutamaan Arafah tertuang dalam sabda Nabi Muhammad SAW, "Doa yang paling afdal adalah doa di hari Arafah." Dalam riwayat lain, Nabi bersabda, "Tidak ada hari yang paling banyak Allah menentukan pembebasan hambanya dari neraka kecuali hari Arafah."
Di mana letak Arafah?
Padang pasir yang dikelilingi bukit-bukit batu berbentuk setengah lingkaran ini berada 25 km sebelah tenggara Kota Mekah. Sehari-hari gurun yang diselingi beberapa pohon ini tidak berpenghuni. Denyut Arafah baru akan terasa menjelang puncak haji 9 Dzulhijjah. Saat itu jutaan umat muslim dari penjuru dunia bergerak menuju menuju Arafah untuk melaksanakan puncak haji, wukuf.
Kini Padang Arafah tak semata hamparan pasir. Saat Pemerintah Arab Saudi telah membangun sejumlah infrastruktur untuk keperluan jemaah haji, antara lain jalan yang mulus beraspal untuk memperlancar ibadah haji. Maktab-maktab saat wukuf juga telah ditetapkan sesuai asal negara jemaah. Maktab-maktab ini dilengkapi kamar mandi dan tempat berwudhu.
Di bagian tengah lokasi maktab jemaah terdapat tiang-tiang setinggi tiang listrik yang di puncaknya terdapat spuyer-spuyer untuk menyemburkan uang air halus. Tiang-tiang ini akan dihidupkan saat jemaah berada di Padang Arafah, sehingga jemaah merasa nyaman dan menghindari mereka dari serangan heat stroke.
Di Arafah terdapat bukit yang menjadi pertemuan Adam dan Hawa yang terpisah selama 200 tahun. Bukit itu dinamakan Jabal Rahmah. Setiap tahun pada musim haji, Jabal Rahmah yang terdiri dari bebatuan terjal itu menjadi salah satu tujuan ziarah. Bukit yang tidak seberapa tinggi ini akan dipenuhi manusia, sehingga tidak terlihat lagi warna aslinya. Saat itu Jabal Rahmah akan berwarna putih karena jemaah haji yang mengenakan pakaian ihram memenuhi setiap jengkalnya.
Di perbatasan Arafah dan Al Haram juga terdapat masjid besar bernama Namirah, tepatnya di arah barat Jabal Rahmah. Masjid dua lantai yang memiliki luas 124.000 meter persegi ini mampu menampung jemaah hingga 300.000 orang.
Menurut sejarahnya, Masjid ini dibangun pada pertengahan abad kedua Hijriyah oleh penguasa Abbasiyah di lembah Wadi Uranah. Dinamakan Namirah karena letaknya berdekatan dengan bukit kecil di sebelah barat masjid yang bernama bukit Namirah.
Nabi Muhammad SAW saat menjalankan ibadah hajinya yang terakhir (haji wa'da) menyampaikan khutbah dan salat bersama kaum muslimin di lokasi masjid ini berdiri.
Pasca perluasan, sebagian masjid ini berada di luar kawasan Arafah, sehingga diberikan tanda informasi dan pengumuman tentang perbatasannya agar jemaah haji tetap berada di lingkungan Arafah. Pada musim haji setiap tahunnya mufti Arab Saudi akan memberikan khutbah Arafah di hadapan jemaah haji di masjid ini. [**viva]