Metroterkini.com - Koordinator Badan Persiapan Serikat Perempuan Indonesia (Seruni) Provinsi Bali, Retno Dewi desak Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan grasi kepada terpidana mati, Merry Utami (MU).
Menurutnya, Merry yang merupakan warga Sukoharjo, Jawa Tengah itu adalah korban kekerasan dalam rumah tangga yang kerap kali dilakukan oleh suaminya.
"MU dipaksa oleh suaminya untuk bekerja di luar negeri menjadi buruh migran/ TKI dan menjadi tulang punggung keluarga. Setelah bekerja dua tahun, MU memilih untuk berpisah dengan suaminya," kata Retno, Sabtu (30/7).
Dia menjelaskan, pada tahun 2001 Merry pergi ke Jakarta untuk melakukan proses kerja di Taiwan yang kedua kalinya. Di Jakarta, Merry berkenalan dengan seorang warga Kanada dan membawanya ke Nepal.
"Di Nepal MU dijebak oleh sindikat narkoba dengan modus dititipkan tas berisi 1,1 Kg heroin tujuan ke Jakarta. Sampai di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, MU ditangkap karena kedapatan membawa heroin dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 2002 oleh Pengadilan Negeri Tanggerang," terang Retno.
Saat ini, Merry tengah menunggu giliran untuk dieksekusi oleh regu tembak di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Menurut Retno nasib Merry Utami tidak berbeda dengan nasib Marry Jane WN Filipina yang merupakan korban perdagangan manusia dan korban sindikat narkoba.
"Mereka adalah perempuan-perempuan berasal dari pedesaan yang mencoba mencari penghidupan bagi keluarganya dengan menjadi buruh migran di luar negeri," ucapnya.
Dia menambahkan, sulitnya mendapat pekerjaan di Tanah Air, membuat mereka memilih bekerja di luar negeri. Akses informasi yang tidak mudah didapatkan di desa menjadi ajang para calo perdagangan manusia menjebak perempuan desa.
"Catatan terakhir yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri masih ada 229 lebih buruh migran Indonesia yang menghadapi hukuman mati di luar negeri," urai Retno.
Atas situasi tersebut, Seruni dengan tegas menolak pelaksanaan hukuman mati kepada Merri Utami dan kepada buruh migran lainnya. Seruni menuntut kepada Pemerintahan Indonesia memberikan grasi kepada Merri Utami.
"Kita sudah menggalang tanda tangan petisi secara nasional. Petisi tersebut juga ditandatangani oleh organisasi buruh migran di Hong Kong. Nanti akan kita kirimkan kepada Presiden Jokowi," tutup dia. [mrd]