WikiLeaks Bongkar 294.546 Dokumen Rahasia Turki

WikiLeaks Bongkar 294.546 Dokumen Rahasia Turki

Metroterkini.com - Situs pembocor dokumen rahasia, WikiLeaks mengumumkan telah merilis 294.546 e-mail bersama dengan ribuan dokumen dari 762 kotak surat yang diduga milik Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan organisasi politik yang dipimpinnya, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP).

Seperti dilansir Al Jazeera, Rabu (20/7/16) semua e-mail yang dirilis berkaitan dengan 'akparti.org.tr', domain utama dari kekuatan politik negara tersebut. Periodenya mencakup 2010 hingga 6 Juli 2016 atau sepekan sebelum kudeta militer yang gagal pada Jumat, 15 Juli lalu.

"Perlu dicatat bahwa e-mail yang terkait dengan domain sebagian besar memuat isu dunia, bukan masalah internal yang sensitif," tulis WikiLeaks dalam situs resminya.

Menurut WikiLeaks, mereka mendapatkan e-mail-e-mail tersebut sepekan sebelum kudeta terjadi.

"WikiLeaks telah mempercepat jadwal publikasi dalam merespons pembersihan oleh pemerintah pascakudeta," sebut situs yang sama.

"Kami telah memverifikasi bahan dan sumber, yang tidak terhubung, dengan cara apa pun, untuk unsur-unsur di balik kudeta, atau parpol saingan atau negara," ujar WikiLeaks.

Sementara itu, Russian Today mengutip laporan Reuters menyebutkan bahwa pengawas internet Turki telah memblokir akses ke situs WikiLeaks setelah ratusan ribu e-mail yang terkait dengan partai penguasa pemerintah tersebut dirilis.

Oleh otoritas pemblokiran ini disebut sebagai "langkah administratif", istilah yang populer digunakan untuk membekukan situs.

WikiLeaks bersikeras mereka bukanlah pihak yang pro atau anti-pemerintahan. Mereka menegaskan hanya menyampaikan "kebenaran".

Sebelumnya, WikiLeaks mengklaim bahwa mereka "diserang" setelah mengumumkan akan merilis ratusan ribu dokumen rahasia milik Turki. Kendati mendapat gangguan, mereka berjanji untuk segera mempublikasikannya.

Sejumlah pihak berharap dengan dibukanya dokumen rahasia Turki ini dapat menguak tabir di balik kudeta militer Turki yang berakhir dengan kegagalan. Karena hingga saat ini alasan dan dalang di balik aksi pembangkangan yang menyebabkan ribuan orang dari berbagai profesi ditahan itu masih menjadi tanda tanya besar. [**lp6]

Berita Lainnya

Index