Metroterkini.com - Sebelumnya, sejumlah orang tua anak korban vaksin palsu dari RS Harapan Bunda mendatangi Kantor YLBHI. Mereka meminta bantuan hukum sehingga rumah sakit bisa bertanggung jawab. Hal ini disampaikan Direktur YLBHI Alvon Kurnia Palma, Sabtu (16/7/16) lalu.
"Saya kira ini tidak bisa (diberikan ke YLBHI). Karena ini kerahasiaan seseorang. Jadi kalau rekam medis diambil oleh masyarakat kita akan kehilangan data," kata Nila.
Untuk keperluan itu, YLBHI meminta pihak rumah sakit memberikan rekam medis anak-anak yang pernah mendapatkan vaksin. Jika pihak keluarga menyetujui, YLBHI mengklaim rekam medis dapat dibuka.
"Itu kerahasiaan seseorang. Tapi itu akan diambil oleh kita dan Bareskrim juga berwenang untuk mengambil itu," sambungnya.
Alvon ingin kaji dulu bagaimana sebenarnya, apa kejadiannya, untuk itu kita kita ingin membuka rekam medis. Rekam medis ini milik RS, tapi atas persetujuan keluarga bisa dibuka.
"Kita ingin kaji dulu bagaimana sebenarnya, apa kejadiannya, untuk itu kita kita ingin membuka rekam medis. Rekam medis ini milik RS, tapi atas persetujuan keluarga bisa dibuka," Tukasnya.[bb]