Prancis dan Jerman Desak Inggris Percepat Pisah dengan UE

Prancis dan Jerman Desak Inggris Percepat Pisah dengan UE

Metroterkini.com - Kubu Brexit menang dalam referendum yang digelar untuk menentukan nasib keanggotaan Inggris di Uni Eropa (UE) pada Kamis 23 Juni 2016 kemarin. Sabtu (25/6/16), giliran Jerman dan Prancis yang mendesak agar Britania Raya menegosiasikan 'perceraiannya' dengan Uni Eropa secara cepat. Tak usah menunggu sampai Oktober, apalagi dua tahun lagi. 

"Proses ini harus berlangsung dengan segera, sehingga kita tidak harus tersandera oleh ketidakpastian, dan bisa segera berkonsentrasi pada masa depan Eropa," kata Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier, seperti dikutip Reuters, Sabtu (25/6/16). 

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Marc Ayrault memperingatkan bahaya yang bisa terjadi akibat penundaan proses tersebut. 

"Kita harus memberikan sensasi baru ke Eropa, jika tidak populisme akan mengisi kesenjangan," kata dia. 

Keputusan Brexit memperkuat kekhawatiran di kalangan politisi arus utama terhadap bangkitnya partai-partai antikemapanan. Marine Le Pen, politisi kontroversial dari partai sayap kanan National Front diperkirakan akan punya posisi tawar lebih dalam pemilihan presiden tahun depan.

Sementara, Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker berharap bisa memulai proses negosiasi pemisahan Inggris dari Uni Eropa. 

"Tak masuk akal untuk menunggu hingga Oktober untuk mencoba menegosiasikan keinginan mereka (Inggris) untuk hengkang," kata dia. 

Perdana Menteri David Cameron mengumumkan pada hari Jumat ia akan mengundurkan diri setelah warga Inggris, dengan perolehan suara 52 melawan 48 persen memutuskan keluar dari Uni Eropa -- sebuah keputusan yang membuat pasar saham global terjun, dan menimbulkan penurunan nilai pound sterling paling drastis sejak 1985. [**rts]

Berita Lainnya

Index