Metroterkini.com - Pesawat Rusia menyerang berbagai kelompok pemberontak yang menggempur militan ISIS di Suriah, termasuk pemberontak yang didukung oleh Amerika Serikat. Seorang pejabat AS yang enggan diungkap identitasnya mengkritik serangan di al-Tanf itu. Menurutnya, tidak ada pasukan darat Rusia maupun Suriah di daerah tersebut saat serangan terjadi.
"Tindakan Rusia ini menimbulkan kekhawatiran mengenai tujuan Rusia. Kami akan meminta penjelasan dari Rusia mengapa mereka melakukan hal itu dan memastikan tidak akan terjadi lagi," ujar pejabat itu kepada Reuters.
Dilansir CNN, Kelompok pemerhati perang Suriah yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights pun menjelaskan bahwa ada beberapa pesawat menyerang ketika pasukan yang didukung AS itu sedang menggempur ISIS di Desa al-Tanf, menewaskan dua orang dan melukai empat lainnya. Namun menurut laporan Observatory, belum diketahui pesawat mana yang menyerang.
AS selama ini menolak menggabungkan koalisi serangan udara melawan ISIS dengan pasukan Rusia. AS dan Rusia memang satu visi dalam melawan ISIS. Namun, AS menuding Rusia hanya mengirimkan koalisinya semata-mata untuk mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.AS sendiri menganggap Assad merupakan biang kerok dari perang sipil di Suriah dan seharusnya dilengserkan.Komunikasi antara koalisi militer AS dan Rusia pun terbatas pada kontak demi menghindari kecelakaan baik di udara maupun terhadap pasukan khusus Washington di darat. [cnn]