Dalam Tiga Jam, Tiga Rumah Sakit di Suriah Hancur Dibom

Dalam Tiga Jam, Tiga Rumah Sakit di Suriah Hancur Dibom

Metroterkini.com - Tiga rumah sakit yang berada di wilayah yang dikuasai oposisi di Aleppo, Suriah utara, dibombardir dari udara. Paramedis dan pasien kalangkabut.

Situs berita NBC News, Kamis (9/6/16), mengutip keterangan dari UNICEF mengatakan, setelah serangan udara itu, situasi di rumah sakit dan klinik 'sangat mengerihkan'.

Tidak segera ada laporan tentang korban jiwa dalam tiga serangan itu. Namun, biasanya, mengacu pada serangan serupa sebelumnya, korban jiwa baru muncul sehari setelahnya.

Fasilitas medis yang dibombardir pada Rabu (8/6/16) pagi,  atau Rabu malam WIB, berada di sisi timur Aleppo, kota terbesar di Suriah utara, ibu kota Provinsi Aleppo.

Direktur Regional Timur Tengah UNICEF, Peter Salama, mengatakan, sisi timur kota Aleppo, tempat tiga rumah sakit itu berada, dikendalikan pasukan oposisi Suriah.

"Setiap orang mempertanyakan kemanusiaan mereka ketika bayi harus dikeluarkan dari inkubator karena serangan yang menghantam rumah sakit itu,” kata Salama.

“Pola perang yang menghancurkan seperti ini di Suriah tampaknya tidak memiliki checks and balances,” katanya.

Menurut UNICEF, salah satu rumah sakit yang menjadi korban serangan merupakan bagian dari beberapa rumah sakti yang masih menyediakan layanan publik bagi anak-anak.

Serangan udara pada Rabu itu merupakan yang  kedua kalinya rumah sakit tersebut terkena bom.

UNICEF tidak memberikan rincian tentang jumlah korban tewas atau terluka dalam serangan itu.

Namun, sebuah organisasi non-pemerintah, Physicians for Human Rights (PHR),  mengatakan, ada puluhan orang terluka akibat serangan tersebut.

“Setelah serangan itu, situasinya sangt mengerikan,” kata dokter dari salah satu rumah sakit kepada PHR. Dokter itu demi keamanan tidak menyebut namanya.

“Para perawat melarikan diri ke ruang bawah tanah sambil membawa bayi, dan banyak dari mereka menangis histeris,” kata PHR mengutip dokter tersebut.

Serangan yang menyasar basis-basis oposisi di Suriah utara, termasuk di wilayah Aleppo, terjadi setelah Presiden Bashar al-Assad bersumpah untuk merebut kembali ‘setiap inci’ tanah Suriah.

Widney Brown, Direktur Program pada PHR, menyalahkan Assad atas serangan mematikan ke rumah sakit yang membuat dokter, perawat dan pasien “jadi korban penembakan”.

Brown menyebut serangan udara tersebut sebagai bagian dari pembantaian secara sistematis atas berbagai fasilitas kesehatan yang bersentuhan dengan  kemanusiaan.

Dia berkata, serangan terhadap kemanusiaan seharusnya sudah termasuk sebuah kejahatan perang. Setiap kejahatan  terhadap kemanusiaan harus dihukum berat.

PHR menyebutkan, mereka telah mencatat 365 serangan kepada 259 fasilitas kesehatan. Sebanyak 90 persen di antaranya dikaitkan dengan serangan oleh pasukan pemerintah dan sekutunya. [kmc]

Berita Lainnya

Index