AS Diklaim B-21 Pesawat Pembom Jarak Jauh Strategis

AS Diklaim B-21 Pesawat Pembom Jarak Jauh Strategis

Metroterkini.com - Angkatan Udara Amerika Serikat mengungkap penampakan pesawat pembom B-21, yang diklasifikasikan sebagai pesawat pembom-serang jarak jauh strategis. 

Pesawat tempur abad ke-21 itu, menurut www.janes.com, diungkap penampakannya oleh Sekretaris Angkatan Udara Amerika Serikat, Deborah Lee James, seturut gambaran artis. 

B-21 dirancang-bangun Northrop Grumman, dan pengungkapannya pertama kali pada Simposium Peralatan Perang Udara di pertemuan tahunan Asosiasi Angkatan Udara. Dia menambahkan, B-21 belum diberi nama dan membuka diri pada masukan semua anggota asosiasi itu. 

Tidak diungkap spesifikasi teknis B-21, yang belum diberi nama itu. Secara penampakan, bentuknya masih mirip B-2 Spirit, berupa pesawat terbang pipih tanpa rudder dan dilengkapi stabiliser horizontal. B-2 Spirit sejauh ini merupakan pesawat terbang militer paling mahal di Amerika Serikat.

B-2 Spirit (yang sangat mirip juga dengan Horten Ho-229 buatan Reimar dan Walther Horten dari Jerman menjelang PD II berakhir) memiliki kemampuan tak kasat mata alias stealth dan membawa bom nuklir. 

Sebetulnya Angkatan Udara Amerika Serikat pernah memiliki pesawat pembom stealth yang cukup sukses, B-117 Nighthawk buatan Divisi Skunk Work dari Lockheed.

“Pesawat terbang militer ini (B-21) mewakili masa depan para penerbang kita dan suara mereka penting dalam proses rancang-bangunnya. Bagi para penerbang yang mengirimkan nama yang dipilih, akan sangat menolong saya saat mengumumkan itu pada konferensi pada musim gugur nanti,” kata James. 

Menurut James, B-21 akan memungkinkan Angkatan Udara Amerika Serikat ke kancah pertempuran dengan resiko sangat tinggi, dari daratan Amerika Serikat ke manapun di seluruh dunia. 

Dia katakan, B-21 banyak mengambil ide dari pesawat bom strategis B-2 Spirit buatan Northrop Grumman karena persyaratan teknis B-21 memungkinkan juga pemakaian teknologi yang telah ada ataupun telah teruji. 

Northrop Grumman pada awal Februari ini telah menyelesaikan program ini setelah Kantor Akuntabilitas Publik Pemerintah mengakhiri pemberian kontrak kepada Boeing pada 16 Februari. [**ant]

Berita Lainnya

Index