Metroterkini.com - Duta Besar RI untuk Argentina Jonny Sinaga membantah seluruh tuduhan terhadap dirinya dari para diplomat di Kedutaan Besar RI di Buenos Aires.
Sebelumnya, Jonny kembali dilaporkan oleh para staf KBRI karena masih bersikap kasar dan mesum setelah sebelumnya diadukan ke Kementerian Luar Negeri.
Menurut Jonny, tuduhan mesum adalah fitnah. "Soal tuduhan perbuatan 'mesum' sama sekali itu tidak benar, dan benar-benar fitnah. Dalam kepercayaan saya 'memiliki keinginan untuk memiliki perempuan dalam hati' pun sudah dilarang," kata Jonny kepada CNN , Kamis (14/1).
Menurut Sumber media ini ia sebelumnya mengatakan bahwa mereka telah menyerahkan bukti-bukti perbuatan mesum dan pelecehan Jonny terhadap para staf wanita. Di antaranya menurut sumber, adalah mengajak staf wanita bekerja di kamar tidurnya dan difoto-foto tanpa izin, serta pesan singkat yang menjurus kepada pelecehan seksual.
Menurut sumber, Jonny suka marah-marah karena hal kecil dan mengeluarkan kalimat kasar. Akibat sikapnya ini, kinerja KBRI terganggu karena para staf menjaga jarak dan enggan rapat dengan atasannya.
Jonny dalam konfirmasinya mengatakan bahwa sejak Agustus 2015 para stafnya telah memakan "gaji buta" karena tidak ikut rapat dan menolak jika dipanggil atau diminta melaksanakan tugas.
"Mereka hanya datang mengerjakan sesuatu yang mereka inginkan. Tapi saya tetap berharap agar mereka berubah dan belajar," kata Jonny.
Selain itu, menurut dia, beberapa diplomat di KBRI Buenos Aires tidak bisa bahasa Inggris, padahal sudah tiga kali penempatan. "Akibatnya mereka cari-cari alasan untuk membenarkan tindakannya," ujar dubes yang juga merangkap kepala perwakilan Uruguay dan Paraguay ini.
Dia melanjutkan, dia marah ketika ada kasus anak buah kapal, ABK, asal Jawa Barat yang meninggal karena sakit dan terpaksa dikuburkan di Uruguay karena stafnya tidak langsung menghubungi keluarganya. "Alasannya tidak bisa nyambung, tapi ketika dubes menghubungi bisa," lanjut Jonny.
Staf merasa direndahkan
Kementerian Luar Negeri membenarkan staf diplomat di KBRI Buenos Aires memang telah enggan mematuhi duta besar. Pasalnya menurut dia, Dubes Jonny selalu merendahkan staf setiap kali rapat.
"Jika dibilang tidak mau rapat, jelas mereka tidak mau. Siapa yang mau direndahkan setiap kali rapat? Tapi sebelum Agustus mereka selalu rapat hingga situasi tidak lagi bisa ditolerir," ujar sumber.
Sumber mengatakan Dubes Jonny sering marah karena hal kecil. "Dia bukan marah soal ABK, tapi karena merasa handuknya di kamar mandinya tidak diganti, padahal itu handuk baru, itu saja," tutur sumber.
Tuduhan diplomat tidak bisa berbahasa Inggris, menurut sumber tidak berdasar. Sumber mengatakan para diplomat di KBRI Buenos Aires adalah para lulusan luar negeri yang tidak hanya bisa bahasa Inggris, tapi beberapa juga bisa bahasa Spanyol.
"Jadi tuduhannya tidak berdasar."
Wajib lapor
Mengatasi kisruh ini, Dirjen hukum dan Perjanjian Internasional Kemlu, Ferry Adamhar memutuskan dubes dan stafnya melapor tiap dua pekan sekali selama tiga bulan ke depan untuk melihat perkembangannya. Dubes Jonny mengatakan ini adalah keputusan yang tepat.
"Saya kira bagus sehingga akan ketahuan siapa yang bekerja dengan sungguh-sungguh dan siapa yang tidak," ujar Jonny.
Sementara menurut sumber, keputusan ini adalah yang kesekian kalinya dilakukan dan tidak membuahkan penyelesaian sama sekali. Sumber mengatakan solusi ini aneh karena menurut sumber para staf KBRI Buenos Aires sekarang merasa turut berada dalam kursi pesakitan.
"Seolah mau dibuat sama-sama salah, jadi harus dipaksa akur. Lalu semua permasalahan beres?" tutur sumber. [cnn]