Metroterkini.com - Kebijakan yang diterapkan pada siswa SMA benas Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, sangat memberatkan orang tua murid, kebijakan ini berupa benda yang harganya tidak tergolong murah mereka menilai ini Pungli.
"Kami diminta dasar celana warna Biru selebar 2 meter dan bingkai foto oleh guru bagian kesiswaan ustaza Emel di SMA bernas setiap anak tidak masuk sekolah, kebijakan ini saya nilai ngawur dan sangat meberatkan," Jelas Orang tua Siswa.
Atas denda yang ngawur ini banyak orang tua yang mengeluhkan ini, bahkan kalau mereka buka suara sama media Emel mengancam anak mereka tidak dinaikkan kelas, karna tidak tahan banyaknya denda diterapkan akhirnya mereka sepakat buka suara, tampa takut ancaman lagi.
"Kami sudah tidak tahan lagi dipalaki oleh bagian kesiswaan ini, makanya kami buka suara," Jelas salah seorang perwakilan yang minta namanya dirahasiakan, Senin (11/1/16).
Selain itu pada anak yang masuk baru di pungut uang Mos sebanyak 300 ribu 3 hari alasan untuk uang makan Mos, namun kalau dilihat dari apa yang disajikan guru bagian kesiswaan ini tidak cocok dengan uang yang dibayarkan tersebut.
"Bayangkan saja berapa orang siswa baru, masak makan anak sehari 100 ribu, padahal nasi tersebut dibuat oleh konco - konco Amel saja yang harganya tidak lebih dari 7000 per bungkus, Pokoknya tidak layak lah," Jelasnya.
Ketika dikonfirmasi hal ini diamini oleh, bagian Kesiswaan Emelia, Spd, dia membenarkan ada denda keterlambatan anak dan alva, kalau selama satu bulan didenda sapu, tong sampah, bingkai foto, dan dasar rok atau celana selebar 2 meter.
Ketiak dikonfirmasi itu Emelia mencak - mencak dengan mengeluarkan suara tidak enak dan terkesan mengancam, apalagi kalau sekolah SMA Bernas diberitakan dia kurang terima.
"kalau sekolah kami memnugut sesuatu dari siswa kalian beritakan, banyak sekolah lain yang melakukan tidak pernah kalian muat beritanya," jelas Emelia dengan nada tinggi.
Ketika ditanya apakah kebijakan amel itu sudah di setujui oleh sekolah dan dirapatkan dengan Komite sekolah, dia memang menagkui itu sudah kebijakan sekolah, nama kepala Dians pun dicatut.
"Ngapain saya cari keuntungan dari sampah, beli mobil aja saya bisa," Jelasnya, seraya mengancam akan melaporkan wartawan yang berani mebuat berita itu.
Sementa Syafruddin, dikonfirmasi apakah kebijakan Emel ini disetujui beliau, hingga berita ini diturunkan belum menjawab.(bs)