Metroterkini.com - Sebuah guncangan seismik berkekuatan 5,1 SR terjadi di wilayah timur laut Korea Utara pada Rabu (6/1), menurut catatan Badan Geologi Amerika Serikat, USGS. Peristiwa itu terjadi tepatnya sekitar 19 kilometer wilayah timur-timur laut dari Sungjibaegam, dekat dengan situs uji coba nuklir bawah tanah tahun 2013, Seperti dilansir CNN.
Reuters melaporkan sejumlah media Korea Selatan menyebutkan bahwa Korea Utara nampaknya sudah meluncurkan uji coba rudal balistik dari kapal selam pada bulan lalu. Meski demikian, militer Korea Selatan hingga saat ini belum dapat mengkonfirmasi informasi tersebut.
Kantor Berita Korea Selatan, Yonhap, mengutip seorang pejabat pemerintah Korea Selatan yang tidak disebutkan namanya, menyebutkan bahwa Pyongyang nampaknya telah meluncurkan uji pelepasan rudal balistik dari kapal selam, atau SLBM pada Desember 2015, sekitar satu bulan setelah gagal meluncurkan uji coba tersebut pada bulan November.
Seorang pejabat militer Korea Selatan menyatakan kepada Reuters bahwa Korea Utara terus mengembangkan kemampuan rudal yang diluncurkan dari kapal selam, tetapi memprediksi Korut akan membutuhkan waktu yang cukup lama hingga dapat secara resmi meluncurkan senjata tersebut.
Juli lalu, Korea Utara melalui pidato Kim Jong Un saat peringatan 62 tahun gencatan senjata dengan Korsel, menyampaikan retorika yang berisi ancaman terhadap Amerika Serikat. Menurut Kim, Korut telah memiliki senjata nuklir sendiri sehingga tidak lagi bisa diancam.
"Hilang selamanya zaman AS memeras kita dengan nuklir. Sekarang AS bukan lagi sumber ancaman dan ketakutan bagi kita dan kita telah menjadi sumber ketakutan bagi mereka," ujar Kim dalam pidatonya.
Korut adalah satu dari sembilan negara pemilik senjata nuklir, selain AS, Inggris, Rusia, Pakistan, Israel, Pakistan, India dan Perancis. Korut juga kerap melakukan uji coba rudal yang semakin menambah sanksi dan embargo terhadap negara itu.
Dalam acara serupa, Jenderal Pak Yong Sik yang diyakini menteri pertahanan Korut yang baru bahkan menyampaikan ancaman yang lebih keras, akan membom AS dengan nuklir hingga "tidak ada lagi yang tersisa untuk menandatangani dokumen menyerah".
Menanggapi ancaman Korut, Pemimpin Komando Utara dan Komando Pertahanan Udara AS, Laksamana Bill Gortney, pada Oktober lalu menyatakan siap terhadap ancaman nuklir Korut.
Gortney setuju dengan penilaian intelijen AS bahwa Korea Utara memiliki senjata nuklir, serta kemampuan untuk memperkecil ukuran bom dan menempatkannya pada roket yang dapat diluncurkan hingga ke AS. [cnn]