Metroterkini.com - Kupang Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalokasikan dana Rp 23 miliar untuk penataan sejumlah lokasi wisata di daerah itu.
"Dana tersebut sudah dialokasikan dalam APBD 2015 Pemerintah Provinsi NTT dan sedang dimanfaatkan," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur, Welly Rohi Mone kepada Antara, dilansir Liputan6 Sabtu (28/11/2015).
Welly mengatakan salah satu lokasi wisata yang sedang ditata dan dibenahi adalah Pantai Lasiana di Kota Kupang. Lokasi wisata pantai yang selama ini dikelola Pemerintah Kota Kupang dan sudah diambil alih itu, kata Welly, sedang dalam perbaikan skala besar.
Penataan taman, gasebo, pintu masuk gapura, fasilitas mandi, cuci, dan kakus, "jogging track", dan tembok penahan adalah item pekerjaan yang sedang dilakukan di kawasan pantai tersebut.
"Bukan cuma itu, pembuatan panggung utama dan fasilitas pemajangan karya seni dan hasil kerajinan rakyat, juga sedang dikerjakan sebagai salah satu bagian dari fasilitas pendukung pantai wisata itu," ujarnya.
Dia mengaku masih butuh sejumlah sentuhan untuk menjadikan pantai itu sebagai salah satu destinasi wisata pantai di provinsi kepulauan itu, selain pantai lainnya.
Selama dikelola oleh Pemerintah Kota Kupang, kata Welly, pemasukan bagi hasil sebagaimana yang telah disepakati dalam perjanjian kerja sama, tidak cukup untuk dijadikan sumber perbaikan dan penambahan fasilitas di pantai tersebut.
Untuk itulah, Pemerintah Provinsi NTT memandang penting untuk mengambil kembali dan mengelolanya sendiri untuk kepentingan pengunjung.
"Selama perbaikan ini memang mengalami penurunan pengunjung, namun pemasukan cukup dari penjualan karcis masuknya mencapai rata-rata Rp10 juta sampai Rp11 juta sebulan," kata Welly.
Selain Pantai Lasiana, kata dia, ada sejumlah lokasi wisata milik Pemerintah Provinsi NTT yang juga segera dibenahi, untuk dijadikan sebagai destinasi wisata.
"Kita punya lahan di Moni, di punggung bukit danau tiga warna itu. Lokasi itu dalam rencana untuk didandani," katanya.
Menyinggung soal jumlah kunjungan wisata ke NTT, Welly mengatakan untuk 2015 masih dalam pendataan. Data 2014 tercatat 184.715 wisatawan mancanegara dan 591.802 wisatawan nusantara berkunjung ke daerah itu.
Angka itu, katanya, tentunya berdampak kepada peningkatan kualitas dan pendapatan masyarakat di lokasi wisata yang dikunjungi.
Khusus untuk wisatawan mancanegara, kata dia, lebih didominasi oleh wisatawan bahari yang datang dengan menggunakan kapal pesiar masing-masing, dengan difasilitasi oleh biro perjalanan wisata bahari.
Dalam konteks tersebut, katanya, keuntungan untuk warga dan daerah tidak terlalu signifikan, karena para wisatawan tidak menginap di hotel.
"Mereka tinggal, makan, dan minum di kapalnya, sehingga dampaknya tidak terlalu signifikan bagi daerah dan warga," katanya.
Ia mengatakan hal tersebut berbeda jika wisatawan itu datang dan menginap di hotel dan lalu menikmati kuliner yang tersaji masyarakat di lokasi wisata.
Rata-rata dalam kunjungan wisatawan ke NTT, seorang turis mancanegara akan tinggal di hotel selama dua sampai empat hari, makan dan belanja.
Dengan semua kegiatan itu, rata-rata seorang wisatawan mengeluarkan uang 85 dolar Amerika Serikat.
"Bisa dibayangkan jika dalam sebulan ada sekitar 800 orang wisatawan di NTT, sudah berapa banyak uangnya yang dibelanjakan di daerah ini," katanya.
Pemerintah NTT, kata dia, sampai saat ini masih terus berharap izin Pemerintah Indonesia terhadap pembukaan rute penerbangan langsung Eropa, Australia ke Kota Kupang atau wilayah NTT lainnya, agar bisa mempermudah akses masuknya wisatawan mancanegara.
"Kita punya banyak destinasi, namun kita masih belum punya akses penerbangan langsung dari negara wisatawan. Jika ada, saya jamin NTT akan lebih hidup dari wisata," kata Welly.[lpt6]