Metroterkini.com - Kepala Dinas Penerangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara, Marsekal Pertama Dwi Badarmanto, menyatakan saat ini proses pembelian helikopter antipeluru untuk very very important person (VVIP), AgustaWestland AW101, telah berjalan.
Jika sesuai rencana, satu helikopter buatan perusahaan gabungan Inggris-Italia yang bermarkas di Italia itu akan tiba di Jakarta pada Maret atau April 2016.
"Satu helikopter sebenarnya sudah siap dikirim. Tinggal dibayar, lalu akan dikirim (ke Indonesia)," ujar Dwi dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (24/11/2015).
TNI berharap helikopter baru dengan fungsi utama untuk kendaraan operasional presiden, wakil presiden, dan pejabat tinggi negara itu dapat diperkenalkan ke publik dan dioperasikan pada Hari Bhakti TNI AU pada 29 Juli tahun depan.
AgustaWestland AW101 itu bakal menggantikan kerja helikopter Super Puma TNI yang usia pakainya kini telah mencapai 25 tahun sehingga mengabaikan faktor keselamatan pengguna jika tak segera diganti.
Sesuai Peraturan Panglima TNI Nomor 19/III/2011, tugas untuk mengangkut pejabat tinggi negara sekelas presiden dan wakil presiden serta tamu negara selevel presiden-wakil presiden, diserahkan kepada Skuadron Udara 45.
"Helikopter VVIP juga digunakan untuk tamu negara. Selama di Indonesia, jika mereka ingin pindah dari satu tempat ke tempat lain, mereka akan menggunakan helikopter itu," kata Dwi.
Komandan Lanud Halim Perdanakusuma, Marsma Umar Sugeng, mengatakan pesawat yang dioperasionalkan Skuadron Udara 45 merupakan jenis helikopter atau rotary wing aircraft. Skuadron inilah yang bakal mengoperasikan helikopter VVIP AgustaWestland AW101.
Di Halim, terdapat pula Skuadron Udara 17 yang memiliki tugas serupa dengan Skuadron 45. "Keduanya merupakan Skadron VVIP atau VIP," kata Umar. Bedanya, Skuadron Udara 17 mengoperasikan pesawat angkut.
Bukan permintaan Jokowi
TNI meminta publik tak salah persepsi mengenai pengadaan helikopter VVIP antipeluru tersebut. Helikopter tersebut, kata Dwi, bukan dibeli atas permintaan Presiden Jokowi.
Rencana pembelian AgustaWestland AW101 sudah dicanangkan TNI sebelum Presiden Jokowi mengucapkan sumpah jabatan pada pelantikannya sebagai Presiden RI pada Oktober 2014 lalu.
"Pembelian itu masuk dalam Rencana Strategi TNI AU periode 2015-2019," kata Dwi.
Hingga 2019, TNI AU ditargetkan akan memiliki enam helikopter AgustaWestland AW101. Pembelian setengah lusin helikopter itu akan dilaksanakan secara bertahap.
Saat ini perakitan satu helikopter AgustaWestland AW101 yang dipesan TNI telah mencapai tahap akhir. Sebelum pembayaran dan pengiriman, TNI AU akan menerbangkan sejumlah pilot dan teknisi dari Skuadron Udara 45 ke pabrik AgustaWestland untuk mempelajari cara kerja AW101.
Setibanya di Halim Perdanakusuma, helikopter AgustaWesland AW101 itu akan diserahkan kepada Skuadron Udara 45.
Biaya pemeliharaan helikopter akan ditanggung oleh Kementerian Sekretariat Negara, sedangkan anggaran pembeliannya ditanggung TNI AU.
TNI tak hanya menggelar pengadaan helikopter VVIP, tapi juga helikopter serbu dan helikopter antikapal selam. Seluruh pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) itu masuk Rencana Strategi TNI 2015-2019. [cnn]