Metroterkini.com - Asisten Direktur komisi pemilihan umum Myanmar, Union Election Commisision, UEC, Thant Zin Aung, menampik tuduhan penundaan hasil pemilu, yang sempat dikemukakan oleh sejumlah pejabat partai oposisi Liga Nasional untuk Demokrasi, NLD. Menurut Thant Zin Aung, sama sekali tidak ada keinginan dari pihaknya untuk menunda hasil akhir pemilu.
“Petugas penghitungan suara di UEC pusat di Naypyidaw bekerja siang dan malam untuk menghitung dan memeriksa kembali seluruh kertas suara yang dikirimkan dari berbagai daerah,” ujar Thant Zin Aung ketika ditemui media ini di kantor komisi ini di Yangon,dilansir Cnn indonesia Rabu (11/11/15).
Thant Zin Aung mengonfirmasi bahwa perhitungan suara ini memakan waktu yang cukup lama, karena keseluruhan kertas suara harus dihitung dan diperiksa kembali di kantor UEC di Naypyidaw. Sedangkan, Myanmar memiliki 14 negara bagian dengan letak geografis yang beragam, dari pulau terpencil hingga di pegunungan. Hal ini berpotensi menghambat perhitungan suara.
"Ada surat suara yang harus dikirim dari daerah-daerah terpencil, di mana tidak terjangkau oleh mobil sehingga petugasnya harus naik sepeda atau berjalan kaki untuk mencapai kota. Ini memang memakan waktu,” katanya.
Dia menjelaskan perhitungan suara untuk satu kandidat saja membutuhkan waktu yang cukup lama. Pasalnya, terdapat pre-vote, atau pemilu yang dilangsungkan sebelum pemilu nasional digelar, untuk memastikan bahwa petugas yang bekerja pada hari pemilu nasional sudah memberikan hak suara mereka. Selain itu, perhitungan suara dari luar negeri untuk warga Myanmar yang berada di negara tetangga juga memerlukan waktu untuk tiba di Naypyidaw.
Thant Zin Aung memperlihatkan contoh kertas perhitungan suara untuk setiap kandidat, yang berisi kolom untuk nama, jumlah suara untuk kandidat itu dari pemungutan suara di dalam negeri, di luar negeri, dan pre-vote. Kertas itu kemudian harus ditandatangai oleh petugas perhitungan UEC di Naypyidaw, para pemantau yang hadir dan kepala TPS setempat.
Terdapat lebih dari 6.000 kandidat dari 90 partai lebih yang bertarung untuk memperebutkan total 1.171 kursi parlemen dan semua majelis yang mewakili 14 negara bagian dan daerah di Myanmar. Saat pemilu digelar, warga harus diberikan total empat kertas suara, yaitu tiga kertas suara untuk memilih kandidat untuk Pyithu Hluttaw (lower house), Amyotha Hluttaw (upper house) dan perwakilan daerah. Sementara bagi warga keturunan etnis, seperti etnis Kayan dan Rakhine, diberikan satu kertas suara lagi untuk memilih perwakilan etnis mereka di parlemen.
Hingga tujuh hari
Meski penyelenggaraan pemilu relatif kompleks, Thant Zin Aung memaparkan UEC Myanmar berupaya terbuka kepada publik, dengan merilis hasil perhitungan suara setiap harinya pada pukul 11 malam. “Perhitungan yang kami dapatkan langsung kami rilis setiap harinya, tidak pernah kami tunda,” ujarnya.
Meski demikian, seluruh hasil perhitungan suara selalu dirilis dalam bahasa Myanmar, meski banyak pemantau internasional dan pewarta asing yang diundang khusus oleh pemerintah Myanmar untuk memantau berlangsungnya pemilu.
Thant Zin Aung memperkirakan perhitungan suara pemilu akan berlangsung selama tujuh hari setelah penyelenggaraan pemilu.
Kecurigaan penundaan hasil pemilu oleh UEC juga ditampik oleh Alexander Graf Lambsdorff, kepala tim pemantau dari Komisi Uni Eropa. Pada konferensi pers di Yangon kemarin, Lambsgroff menyatakan UE selalu mengawasi perhitungan suara di Naypyidaw hingga hasil akhir diumumkan.
"Berikanlah UEC Myanmar kesempatan untuk benar-benar melakukan perhitungan. Wajar saja menurut saya, perhitungan berjalan beberapa hari. Kami akan terus pantau," katanya,
Tuduhan penundaan hasil pemilu pertama kali dikemukakan oleh juru bicara NLD, Win Htein, usai rapat bersama dengan pimpinan NLD Aung San Suu Kyi di rumahnya, Selasa (10/11). Win Htein menilai pemerintah tengah memainkan taktik licik untuk menjegal kemenangan NLD.
“Komisi pemilihan umum dengan sengaja menundanya karena mereka ingin memainkan semacam trik. Tidak masuk akal mereka merilisnya sedikit demi sedikit, seharusnya tidak seperti itu. Mereka tidak jujur,” kata Htein.
Hingga Selasa (10/11/15) malam, hasil perhitungan suara sementara yang dirilis oleh UEC Myanmar menunjukkan NLD mengantongi 88 persen suara, dengan mengamankan 88 kursi di Pyithu Hluttaw (lower house), dan 29 kursi di Amyotha Hluttaw (upper house) dan 182 kursi di dewan perwakilan daerah dan etnis.
Aung San Suu Kyi memenangkan kursi parlemen dari daerah pemilihan Kawhmu.
Sementara partai yang berkuasa, Partai Persatuan dan Pengembangan pimpinan Presiden Thein Sein hanya mengamankan 5 kursi di Pyithu Hluttaw (lower house), dan 2 kursi di Amyotha Hluttaw (upper house) dan 11 kursi di dewan perwakilan daerah dan etnis.
Hasil ini menjadi kemenangan besar untuk NLD dan pukulan telak bagi USDP yang sebagian besar diisi oleh mantan jenderal militer. [cnn]