Metroterkini.com - Aktivitas vulkanik Gunung Barujari, anak Gunung Rinjani, di Lombok, Nusa Tenggara Barat, masih berlanjut sejak letusan yang terjadi pada Rabu (4/11/15). Potensi erupsi masih cukup tinggi meskipun sebaran abu vulkanik lebih tipis dibanding sebelumnya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hingga Sabtu (7/11/15), status Gunung rinjani masih Waspada II. Masih banyak ancaman bahaya sebagai dampak erupsi dilanir kompas.
"Ancaman bahaya secara langsung berupa jatuhan piroklastik dan aliran lava masih berada di dalam Kaldera Gunung Rinjani," ujar Sutopo melalui siaran pers, Sabtu siang.
Sutopo mengatakan, berdasarkan informasi visual dan data kegempaan dari Pos Pantau Gunung Rinjani, terlihat asap putih tebal tinggi 1.000 hingga 1.500 meter.
Sementara itu, sebaran abu vulkanik lebih sedikit dibanding sebelumnya, dominan di selatan dan barat daya.
Berdasarkan evaluasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tingkat kegempaan Gunung Rinjani setelah erupsi pertama pada 25 Oktober 2015 masih menunjukkan peningkatan dalam amplitudo tremor.
"Dari 2-5 November 2015, hasil pengamatan menunjukkan bahwa tremor berkorelasi dengan erupsi yang terjadi secara menerus dari kerucut Gunung Barujari," kata Sutopo.
Ia mengatakan, asap kawah keluar dengan tinggi maksimum 2.000 m di atas Gunung Barujari.
Meski demikian, penduduk setempat belum perlu mengungsi. Bandara Ngurah Rai di Denpasar dan Bandara Blimbingsari di Banyuwangi pun aman dari abu.[kms]