Metroterkini.com - Pidato Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe, di Sidang Umum PBB di New York pada Senin (28/9) mengejutkan para pemimpin negara yang hadir. Bagaimana tidak, di mimbar PBB, Mugabe menyisipkan pandangannya soal homoseksualitas dengan menyatakan "Kami bukan gay."
Mugabe, 91, menggunakan kesempatan berpidato di mimbar PBB untuk melontarkan kritik terhadap PBB yang dia nilai sebagai organisasi "kuno," dan selalu mengesampingkan negara-negara miskin.
"Kami terus menolak segala upaya untuk menerapkan 'HAM' yang bertolak belakang dengan nilai, norma, tradisi dan kepercayaan kami. Kami bukan gay," ucap Mugabe, dilansir dari CNN.
Sontak, pidato Mugabe mendapat reaksi dari para hadirin, yang sebagian besar tertawa mendengar pernyataannya.
Mugabe, yang terkenal karena gaya kepemimpinannya yang dinilai diktator, kerap kali terang-terangan soal kebijakannya di negaranya terhadap kaum LGBT. Homoseksual dianggap ilegal di Zimbabwe, dan Mugabe kerap menerima kritikan tajam dari negara Barat soal hal ini.
Ini bukan kali pertama Mugabe melontarkan pandangannya soal penerimaan kaum sesama jenis. Ketika Mahkamah Agung AS akhirnya melegalkan pernikahan sesama jenis pada akhir Juni lalu, Mugabe melontarkan pernyataan yang tak kalah kontroversial.
"Saya baru mendengar bahwa Presiden Obama mendukung pernikahan sesama jenis, mempermudah advokasi kaum homoseksual, jika begitu, maka jika diperlukan saya akan terbang ke Washington, D.C., berlutut di hadapan Obama dan melamarnya," ujar Mugabe kala itu.
"Saya tidak bisa mengerti bagaimana orang-orang berani melanggar ajaran Kristus yang dengan gamblang melarang praktik sodomi," kata Mugabe.
Selain mengkritisi penerimaan negara Barat terhadap kaum gay, Mugabe juga mengkritik sanksi Uni Eropa terhadap negaranya, yang mulai diterapkan sejak 2002 lalu karena tuduhan kecurangan dalam pemilu dan pelangaran hak asasi manusia.
Sejak akhir Februari lalu, Uni Eropa telah memutuskan memperbarui sanksi kepada Zimbabwe selama satu tahun ke depan. Sanksi itu termasuk pelarangan berpergian dan pembekuan aset Mugabe dan istrinya.
Dalam pidatonya, Mugabe juga menyuarakan kemarahannya karena menilai Dewan Keamanan PBB gagal mewakili negara-negara berkembang.
Mugabe memimpin Zimbabwe sejak merdeka dari Inggris tahun 1980. Negara-negara Uni Eropa berbeda pendapat soal kemenangan Mugabe untuk kelima kalinya pada pemilu 2013 yang dinyatakan bebas oleh para pengamat Afrika namun pihak oposisi menilai pemilu tersebut penuh tipuan.[cnn]