SBY Mengingatkan Pemerintah Tidak Lengah

SBY Mengingatkan Pemerintah Tidak Lengah

Metroterkini.com - Presiden ke-5 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono meminta pemerintahan Jokowi-JK tidak lengah dalam menghadapi kondisi perekonomian saat ini sedang tidak baik. Pertumbuhan ekonomi melemah, dan nilai tukar Rupiah anjlok terhadap dolar Amerika Serikat (USD).

"Kondisi saat ini berbeda dengan tahun 2008 dan 1998 dari sisi fundamental ekonomi, pertumbuhan, dan kondisi sosial-politik. Namun, pemerintah jangan lengah karena bisa berbahaya," kata SBY seperti dilansir Antara, Jumat (28/8).

Menurut SBY, pemerintah perlu mengantisipasi berbagai kemungkinan dan melakukan kerja keras untuk merumuskan kebijakan terbaik. Namun, SBY percaya pemerintahan Jokowi memiliki kebijakan yang baik untuk mengatasi krisis dan meminimalisir dampaknya bagi rakyat.

"Tahun 2008 saat negara lain pertumbuhannya negatif namun Indonesia 4,5 persen. Saat ini kita bisa meminimalkan dampak krisis, lebih baik sedia payung sebelum hujan," ujarnya.

SBY menilai saat ini ada dua hal yang nyata terlihat, pertama adalah ekonomi di tingkat dunia dan kawasan mengalami gejolak dan tekanan. Kemudian yang kedua, ekonomi Indonesia mengalami tekanan dan gejolak, dan itu semua harus diakui secara terbuka dan jujur.

"Kita harus jernih dan rasional serta tidak boleh melihat secara hitam putih kondisi ekonomi saat ini. Kita lebih baik 'aware' dan peduli terhadap apa yang terjadi," katanya.

Menurut SBY lagi, pemerintah harus mengantisipasi tiga hal saat ini, yaitu perlambatan pertumbuhan ekonomi, khususnya pada kuartal terakhir, inflasi, dan mulai munculnya gelombang pemutusan hubungan kerja.

Ketua Umum Partai Demokrat itu menyatakan optimistis pemerintahan Jokowi-JK mampu mengatasi gejolak ekonomi saat ini, dan menemukan solusinya.

"Pertumbuhan ekonomi harus dijaga dan jangan meluncur ke bawah. Namun, diharapkan naik, kalau pertumbuhan ekonomi dari 6 menjadi 5, lalu 4 maka berpengaruh pada semua kehidupan," tutupnya. [mrd]

Berita Lainnya

Index