Metroterkini.com - Terkait tewasnya 2 warga yang dituduh sebagai pencuri besi tua dalam komplek PT RAPP Pangkalan Kerinci Pelalawan Riau, dicurigai banyak kalangan, bahwa tewasnya kedua tertuduh sebagai pencuri akibat dugaan penganiayaan. Karena kejadian serupa sudah terjadi beberapa kali, apalagi perusahaan itu tertutup dengan media.
Atas kejadian yang berulang ini, Humas Ikatan Keluarga Nias Pelalawan, Yulianus Halawa mengatakannya, kematian warga di kolam itu diduga bukan karena lemas, namun akibat penganiayaan terlebih dahulu setelah itu baru diceburkan ke dalam kolam.
"Karena kejadian matinya di lokasi yang sama beruntun setiap tahun, saya menduga kolam ini tempat eksekusi mati warga yang diduga pencuri besi tua," jelasnya, Selasa (25/8/15).
Kecurigaan Yulianus terhadap dugaan mengilangkan bukti dugaan penganiayaan dan disertai dugaan pembunuhan bertambah karena sebelum mayat diserahkan ke keluarga, terlebih dahulu perusahaan RAPP terlebih dahulu melakukan otopsi sendiri terhadap korban yang meninggal tanpa didampingi keluarga.
"Artinya keluarga tidak mengetahui hasil otopsi, kalau korban terlebih dahulu dianiaya setelah itu baru diceburkan ke kolam yang sama," jelasnya.
Sebut Yulianus, kejadian itu telah terjadi beberapa kali terhadap warga yang dituduh maling limbah besi tua dalam komplek pabrik PT. Riau Pulp and Paper (RAPP) meninggal dalam kolam yang sama. Terakhir tiga hari lalu 2 nyawa sekaligus melayang mati dalam kolam, saat ini keluarga sedang menunggu hasil otopsi di Rumah Sakit Bhayangkhara Polda Riau karena mereka curiga dengan kematian yang tak wajar ini.
"Setelah mengetahui hasilnya nanti, pihak keluarga akan melakukan upaya hukum terhadap kasus ini," tukasnya.
Sayangnya Staf Corporate Communications Riau Pulp and Piper (RAPP) atau Humas, Disra Aldrik, tidak mau dikonfirmasi terkait hal tersebut. [basar]