Metroterkini.com - London sebagai kota berusia 2.000 tahun menyimpan banyak cerita, baik di permukaan maupun di bawah tanah, mulai dari zaman Romawi, abad pertengahan hingga ke abad 20. Belakangan, ditemukan sebuah kuburan massal abad ke-17 yang memuat kisah wabah yang menewaskan 100 ribu orang di ibukota Inggris itu.
Seperti dikutip CNN, Rabu (12/8), kuburan massal yang berisikan sekitar 30 mayat ditemukan saat petugas tengah melakukan penggalian di Jalan Liverpool untuk pembangunan rel kereta yang akan dioperasikan pada 2018.
Sebelumnya pada 2011 dan 2012, telah ditemukan lebih dari 400 tulang belulang di lokasi ini. Ditemukan juga berbagai artefak bersejarah.
Lokasi penemuan kali ini diduga adalah kuburan massal yang dibuat tahun 1665, salam seperti temuan serupa di Bedlam. Saat itu terjadi wabah penyakit besar-besaran yang menewaskan 100 ribu orang, atau seperlima dari populasi London.
Jay Carver, ahli arkeologi para proyek pembangunan rel Crossrail, mengatakan lubang itu dibuat untuk para korban wabah, agar tidak menulari yang lain. Ada 40 peti mati di dalam lubang tersebut.
"Peti-peti itu ditumpuk, beberapa saling silang utara-Selatan, dicoba untuk masuk sebanyak-banyaknya," kata Carver.
Kuburan itu memberikan gambaran wabah yang terjadi di abad ke-17 itu, saat mayat ditumpuk hingga menjulan di atas gerobak dan dikubur di lubang terbuka, kata Carver.
Saat ini kuburan massal tersebut akan diteliti oleh para ahli dari Museum Arkeologi London, mencari tahu soal wabah mematikan dan sebab-sebab kematian lainnya. Penelitian diharapkan bisa menemukan pola perkembangan penyakit saat itu hingga kini.
Black Death
Salah satu misteri yang belum terpecahkan adalah mengapa wabah tahun 1665 yang disebut sebagai Black Death adalah pandemi terbesar terakhir yang terjadi di London.
"Pertanyaan khususnya adalah soal apa yang menyebabkannya? Pathogen apa, bakteri apa yang terbentuk selama Wabah Besar di abad ke-17," kata Carver.
Carver menambahkan, tengkorak dalam kuburan massal itu aman bagi para pekerja karena kemungkinan bakterinya telah terurai sejak lama.
Bakteri yersinia pestis yang menyebabkan penyakit pes disebarkan tikus disebut merupakan penyebab wabah besar di Inggris tahun 1665 tersebut.
Setiap tahunnya, 10 hingga 20 orang di Amerika Serikat terkena penyakit ini dari gigitan tikus atau kutu anjing. Satu dari tujuh yang terinfeksi meninggal dunia.
Dalam 90 tahun terakhir, tidak ada riwayat penularan dari manusia ke manusia akibat penyakit ini.
Di tahun 1300-an, Black Death telah menewaskan sekitar 20-30 juta orang di Eropa. Abad ke-19 wabah ini menewaskan 12 jutaorang di China.
Total adalebih dari 20 ribu warga London yang dimakamkan di pemakaman Bedlam akibat wabah ini dari tahun 1569 hingga 1738.
Penggalian Crossrail juga menemukan 10 ribu artefak di 40 titik, menjadikannya proyek arkeologi terbesar di Inggris.[cnn]