Metroterkini.com - Profres pengerjaan lima dari enam proyek multiyears (My) di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bengkalis diduga sejumlah kalangan akan bermasalah. Sebab, progres pelaksanaan proyek mercu suar yang digagas mantan bupati Herliyan Saleh tersebut masih jauh dari harapan. Sementara anggaran yang dikucurkan untuk proyek tersebut totalnya Rp 2,4 trilyun.
Ketua Gabungan Pengusaha Konstruksi Indonesia (Gapensi) Bengkalis Suhaimi SH menilai kalau kelima paket yang sudah dikerjakan progres-nya masih dibawah 50 persen. Sementara satu paket lagi yaitu jalan Duri-Sungai Pakning sama sekali tidak dikerjakan, padahal sudah selesai dilakukan pelelangan.
“Pelaksanaan proyek My itu dilapangan terkesan asal-asalan saja. Progresnya masih rendah, sudah tiga tahun berjalan dengan total anggaran Rp 2,4 trilyun, walau satu paket tidak dikerjakan sama sekali. Proyek My tersebut bakal menuai masalah dikemudian hari,karena payung hukumnya sebatas Memorandum of Understanding (MoU) antara mantan bupati Herliyan Saleh dengan mantan Ketua DPRD Jamal Abdillah tahun 2012 lalu,” kata Suhaimi, Minggu (9/8/15).
Pria yang berprofesi sebagai kontraktor itu melihat kalau pelaksanaan proyek My untuk jalan lingkar Duri Barat, Duri Timur, Pulau Bengkalis, Bukitbatu-Siak Kecil progresnya bagus diatas kertas semata.
Menurutnya volume pekerjaan dengan anggaran yang tersedia dalam setahun anggaran diduga tidak sesuai. Kemudian kualitas pekerjaannya juga patut dipertanyakan.
Dicontohkan Suhaimi, untuk Jalan lingkar Pulau Bengkalis yang digadang-gadang paling bagus pekerjaannya dan volumenya juga sudah lumayan tinggi. Namun, kenyataan dilapangan pekerjaannya biasa saja, dan kualitasnya juga belum teruji. Karena jarang dilewati kendaraan bertonase diatas 10 ton.
“Kalau akhir tahun 2015 ini proyek My habis kontrak seiring berahirnya jabatan Herliyan Saleh selaku bupati, kita minta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau BPKP untuk melakukan audit investigasi terhadap bobot dan kualiutas pekerjaan kelima jalan tersebut. Termasuk diantaranya proyek jalan Duri-Pakning yang batal dikerjakan, juga harus diaudit karena merugikan keuangan negara dari sisi manfaat,” terang Suhaimi.
Sudah Diatas 50 Persen
Menyikapi hal tersebut, kepala Dinas PU melalui Sekretaris M.Tarmizi menegaskan kalau kelima progres proyek My yang sedang dalam pengerjaan saat ini progresnya sudah diatas 50 persen.
Diakuinya, hanya jalan Duri-Pakning yang masih nol persen, karena Dinas PU dan rekanan PT.Citra Gading Asritama saling gugat ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
“Sejauh ini tidak ada masalah menyangkut kelima proyek My tersebut. Progresnya juga sudah diatas 50 persen untuk kelima proyek tersebut, dimana sampai sekarang rekanan pelaksana masih bekerja dilapangan,”ujar Tarmizi.
Ditanya akhir masa kontrak, ia menyebutkan bulan Desember, namun tanggal pastinya ia tidak ingat.
Pada masa akhir kontrak semua pekerjaan akan dihitung volumenya untuk tahun 2015, sudah berapa bobot yang dikerjakan dan akan dibayarkan termin sesuai hasil tim VHO dilapangan.
“Akhir masa kontrak adalah bulan Desember tahun ini. Begitu masa kontrak berakhir, pekerjaan proyek My tentu tidak dilanjutkan dahulu tahun 2016, karena menunggu kebijakan kepala daerah baru,” tutup Tarmizi.
Keenam paket MY yang sudah dilelang tahun 2012 lalu adalah peningkatan jalan Pangkalan Nyirih-Batu Panjang di Pulau Rupat dengan OE Rp 528,1 milyar dimenangkan PT. Mawatindo, peningkatan jalan lingkar timur Duri OE Rp 235,8 milyar oleh PT. Nindya Karya, peningkatan jalan lingkar barat Duri OE Rp 369,8 PT. Widya Sapta Colas, peningkatan jalan lingkar Bukitbatu-Siak Kecil OE Rp 378,4 milyar pemenang PT. Artha Niaga, peningkatan jalan lingkar Pulau Bengkalis OE Rp 430 milyar PT. Wijaya Karya dan peningkatan jalan Duri-Sungai Pakning OE Rp 537,3 milyar PT. Citra Gading Aritama. [rdi]