Metroterkini.com - Dua tersangka pembunuh Engeline, Margriet Megawe dan Agus Tay, menjalani rekonstruksi pembunuhan yang telah mereka lakukan pada Senin siang, 6 Juli 2015.
Dalam reka ulang itu, banyak hal baru yang terungkap dalam perjalanan kasus pembunuhan sadis di rumah di Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali itu.
Dari lebih dari 90 adegan detik-detik pembunuhan itu, Margriet hanya mau memeran beberapa adegan saja.
Meski demikian, dalam rekonstruksi itu ditemukan, aksi sadis yang selama ini tidak diketahui, yakni, Engeline sempat dibanting ke lantai.
"Kami mengikuti rekonstruksi menyaksikan apakah ada kesesuaian dari peran yang diperagakan dengan luka di tubuh korban," ujar Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah Denpasar, Dudut Rustyadi.
Dari hasil amatannya, kesesuaian adegan dengan luka korban utamanya saat kepala bocah mungil Engeline dihantam ke tembok dan lantai, hal itu terungkap dalam reka adegan ke 22.
"Ada adegan kekerasan. Kekerasan dipukul di kepala yang menyebabkan pendarahan di otak. Kami sesuaikan dengan hasil autopsi," kata Dudut.
Jasad Engeline disundut rokok
Usai memukul tubuh mungil Engeline, Margriet memanggil Agus untuk ke kamarnya. Lalu, Margriet terlihat menyuruh Agus untuk menyulut rokoknya.
"Pada adegan ke 20, Margriet memanggil Agus. Kemudian pada adegan 21, Agus masuk ke dalam kamar dan adegan ke 22 Margriet membenturkan Engeline ke tembok dan lantai," kata kata kuasa hukum Agus Tay Hamba May, Haposan yang turut dalam rekonstruksi itu.
Margriet membenturkan kepala Engeline ke tembok dan lantai dengan cara menjambak rambut gadis kecil itu.
Dalam kondisi tak sadarkan diri bersimbah darah, Margriet memungut puntung rokok yang dihisap Agus. Lalu ia menyuruh Agus menyundutkan ke jasad Engeline.
"Agus menolak. Akhirnya Margriet yang menyundut rokok ke tubuh Engeline," kata Haposan menambahkan.
Margriet memutar jasad Engeline sebelum dikubur
Fakta aksi sadis lainnya ialah, ketika Engeline, pada adegan memasukkan jasad Engeline ke lubang berukuran 30 sentimeter.
Margriet terlihat terlebih dahulu memutar arah jasad Engeline di dalam lubang sebelum diuruk dengan tanah.
"Dia tidak mau lagi memerankan, tapi dia melihat," kata Haposan.
Setelah itu, jasad Engeline ditimbun dengan tanah. Usai lubang tertutup, Margriet menginjak-injak lubang kematian itu dan pergi kembali ke dalam rumah.
"Dia hanya mau menjalankan adegan yang menguntungkannya saja. Dari 98 adegan, sekitar 20 persen saja dia (Margriet) melakukan adegan," kata Haposan.[***viva]