Oktober 2015, LAPAN Luncurkan Satelit A-2

Oktober 2015, LAPAN Luncurkan Satelit A-2

Metroterkini.com - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) akan meluncurkan satelit kapal-monitoring, Lapan-A2, menggunakan PSLV-C23 di bulan Oktober 2015 nanti.

“Satelit Lapan-A2 dijadwalkan akan diluncurkan pada Oktober mendatang untuk tujuan kapal-monitoring dan penginderaan jarak jauh,” kata Kepala Lapan Thomas Djamaluddin.

Menurut Thomas, satelit akan diluncurkan dari stasiun ruang angkasa Sriharikota di India.

“Tantangannya akan lebih besar di orbit ekuatorial,” kata Thomas di Jakarta, kemarin.

Satelit yang menghabisan dana Rp 50 miliar ini memiliki berat 100 kg dan dilengkapi dengan sensor Automatic Identification System (AIS) yang mampu mendeteksi gerakan kapal di perairan Indonesia.

Masih menurut Thomas, Lapan telah mengadakan seminar untuk persiapan peluncuran, yang meliputi kesiapan unsur pendukung operasional-operator dan pemeliharaan. Lapan juga mempersiapkan satelit A3 yang akan digunakan untuk memantau kegiatan pertanian. Pengembangan, sampai siap untuk peluncuran, akan membutuhkan dana sekitar Rp 65 miliar. 

“Selanjutnya, kami akan mempersiapkan satelit Lapan-A5 dan Lapan A-6. Kami juga menyiapkan ukuran Inmarsat besar, dan Koordinator Kementerian Kelautan Affair telah meminta sensor radar untuk ditanam diatasnya, harganya mahal hingga Rp 5 triliun,” tambah Thomas.

Selain itu, Djamaluddin juga menyatakan bahwa pihaknya siap dan bersedia menopang teknologi satelit penginderaan jarak jauh guna mendukung proyek pemerintah penguatan sektor maritim.

“Tentu saja, kami siap mendukung, misalnya dengan menawarkan penggunan satelit penginderaan jarak jauh yang bisa merekam data seluruh wilayah perairan di Indonesia,” kata Thomas.

Adanya teknologi radar kapal laut saat ini memang umum digunakan dalam pemantauan laut, namun hanya memberikan data terbatas. Sedangakan penggunaan pesawat bisa mempunyai memiliki lingkup pemantauan lebih luas, tapi masih belum bisa meraih seluruh wilayah perairan yang ada di Indonesia.

“Pesawat pun seperti yang umum digunakan hanya menjangkau 70 persen wilayah perairan Indonesia,” tambahnya. [**]

Berita Lainnya

Index