Warga Suka Damai Desak Polres Rohul Tangkap Pelaku Pungli di Jalan Penghubung Antar Desa

Rabu, 20 Agustus 2025 | 14:18:37 WIB
Oknum Preman Saat Melakukan Pungutan di Jalan Penghubung Antar Desa Suka Damai - Mahato

Metroterkini.com – Delapan bulan sudah masyarakat Desa Suka Damai dan Desa Mahato, Kecamatan Tambusai Utara, Kabupaten Rokan Hulu, hidup dalam keresahan. Jalan penghubung yang dibangun dengan keringat dan swadaya warga kini berubah menjadi ladang pungli, dikuasai oknum preman yang seenaknya memalak setiap pengguna jalan.

Keresahan itu bermula setelah akses penghubung sementara antar kedua desa selesai dibangun. Jalan tersebut melewati kebun milik salah seorang warga, dan pembuatannya sudah terlebih dahulu dimusyawarahkan dalam rapat bersama masyarakat Desa Suka Damai dan Desa Mahato.

Dari hasil musyawarah, lahirlah kesepakatan yang dituangkan dalam bentuk berita acara rapat. Kesepakatan itu ditandatangani oleh dua kepala desa beserta perwakilan masyarakat. Intinya, pembangunan jalan sementara dilakukan demi memudahkan mobilitas warga sekaligus membuka akses penghubung yang lebih cepat antar desa.

Dalam berita acara rapat juga ditegaskan bahwa seluruh biaya pembangunan ditanggung melalui swadaya masyarakat. Semangat gotong royong ini menjadi modal utama demi membuka jalur penghubung, tanpa ada beban pungutan bagi warga yang kelak melintas.

Namun, setelah jalan tersebut rampung, situasi justru berubah drastis. Muncul seorang pria berinisial "M" alias MB bersama dua orang rekannya, "I" dan "T". Mereka mendirikan sebuah pos jaga lengkap dengan palang pintu dan kamera CCTV. Setiap kendaraan yang melintas dipaksa membayar pungutan dengan kisaran Rp30 ribu hingga Rp40 ribu sekali lewat.

Menurut informasi dari warga, kamera pengawas (CCTV) yang dipasang di pos palang itu langsung terhubung ke telepon genggam milik "M". Dengan cara ini, seluruh aktivitas di jalan bisa dipantau, termasuk siapa saja yang melintas dan sudah membayar pungutan.

Dari perhitungan warga, jumlah pungutan yang berhasil dikumpulkan ketiga orang itu mencapai puluhan juta rupiah per bulan. Ironisnya, pungutan liar ini sudah berlangsung selama kurang lebih delapan bulan.

“Sebenarnya jalan ini dibangun murni dari hasil swadaya masyarakat dua desa, tidak ada pungutan tambahan setelahnya. Tapi sekarang malah ada oknum yang memanfaatkan situasi, melakukan palak di jalan yang seharusnya bebas dilalui,” ujar salah seorang warga Desa Suka Damai kepada Metroterkini.com, Rabu (20/8/2025) meminta namanya tidak dipublikasikan demi keamanan.

Warga menyebut, aksi pungli tersebut sudah sangat meresahkan. Tidak hanya menghambat aktivitas, tapi juga memberatkan perekonomian masyarakat, terutama petani dan pedagang yang setiap hari melintasi jalan penghubung itu.

“Kami mendesak aparat kepolisian, khususnya Satreskrim Polres Rohul, untuk segera turun ke lokasi dan menangkap pelaku pungli ini. Jangan sampai dibiarkan berlarut-larut karena sudah jelas merugikan masyarakat banyak,” tegas warga.[man]

Terkini