Metroterkini.com - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang berujung kabut asap pekat dihampir seluruh wilayah provinsi Riau menuai kecaman dari berbagai pihak. Apalagi Karhutla dan kabut asap bukan perkara baru terjadi di Bumi Lancang Kuning.
Sejumlah elemen masyarakat melancarkan aksi dan protes terhadap pemerintah yang dinilai lamban menangani karhutla di Riau, sehingga kabut asap tebal tak terelakkan.
Ratusan pelajar, mahasiswa dan masyarakat Riau di Jakarta, Minggu (15/9/2019) menggelar aksi protes terhadap lambannya pemerintah dalam menanggulangi bencana asap di Bumi Melayu.
Dengan mengenakan masker, massa tersebut membentangkan sejumlah spanduk dan poster protes di acara Car Free Day (CFD) di Bundaran HI. Dalam spanduk tersebut tertulis "Riau Dibakar, Buka Terbakar".
Spanduk lainnya juga tertulis "Selamatkan Rakyat Riau Dari Bencana Asap, Kembalikan Hutan Kami".
Salah seorang koordinator aksi, Boby Irtanto, mengatakan bahwa aksi protes ini adalah bentuk kekecewaanya terhadap pemerintah pusat yang lambat dalam penanggulangan kebakaran hutan di Riau.
"Kita mendesak presiden untuk gerak cepat. Jangan menunggu warga Riau mati," tegasnya.
"Kabut asap yang menyelimuti Riau sudah mengakibatkan 39.000 orang lebih terserang ISPA, jangan dibiarkan terus bertambah," serunya.
Hal yang sama juga diungkapkan Hendri Marhadi. Ia mendesak agar Presiden Jokowi segera menetapkan status bencana nasional di Riau.
"Kita juga meminta agar pemerintah bertindak tegas terhadap perusahan korporasi yang selama ini menjadi biang Kerok kebakaran di Riau. Kita menuntut transparansi hukum untuk perusahaan yang telah ditetapkan menjadi tersangka oleh kepolisian," tegasnya.
Sontak saja aksi ini menjadi pusat perhatian masyarakat yang melintasi kawasan tersebut.
"Kami turut prihatin atas musibah atau bencana kabut asap di provinsi Riau. Walaupun kami hanya melihat di televisi, kami turut prihatin. Semoga tidak ada korban dan masyarakat Riau kembali menghirup udara bersih," ungkap Gemal, warga Jakarta. [**]