Metroterkini.com - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfarby menyebut isu yang berkembang terkait Pilpres 2019 masih tentang isu sensasional. Visi-Misi kedua pasangan calon presiden disebutnya belum terlihat, malahan gimik-gimik yang terus terlihat.
"Kalau kita lihat kampanye satu setengah bulan terakhir banyak komentar terbuka ke media bahwa kampanye ini banyak noise, jadi banyak sensasi. Ini satu gejala yang mengkhawatirkan," kata Adjie dalam diskusi bertajuk 'Narasi Gading, Politik Kisruh' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (17/11/2018).
Dia menyebut Pilpres saat ini bukanlah Pilpres yang baru. Sebab, dua petarung sudah pernah bertarung sebelumnya dan otomatis masyarakat sudah mengenal kedua paslon tersebut.
Adjie menyamakan kondisi Pilres di Indonesia dengan di Amerika. Menurutnya, ada kesamaan isu-isu yang berkembang saat itu. Isu yang berkembang lebih banyak bersifat sensasional atau gimik-gimik kedua paslon ketimbang menyampaikan visi misi.
"Isu-isu ini kan sifatnya sensasional tapi dua-duanya relatif dikenal dan publik berharap adanya gagasan yang muncul dan itu yang belum kita jumpai. Sama seperti di Amerika Hillary (Clinton) dan Donald Trump," ujarnya.
Dia menyayangkan adanya istilah seperti politik sontoloyo, genderuwo, hingga tampang Boyolali. Menurutnya, harusnya kedua paslon menyajikan visi dan misi juga selain menghadirkan gimik.
"Ini kan pertarungan pengulang Prabowo-Jokowi jadi relatif masyarakat sudah mengenal. Bukan hanya kritikan tapi alternatif isu nah itu yang kita harap," pungkasnya. [dtc-mtc]