Metroterkini.com - Direktur Penyidikan (Dirdik) KPK Brigjen Aris Budiman merasa perlu datang ke panitia khusus (pansus) angket terhadap KPK di DPR. Aris mengaku harus membersihkan nama baiknya.
"Iya seperti itu, jadi memang satu seperti itu saya harus membersihkan nama baik saya supaya masyarakat tahu saya tidak melakukan itu. Rekan media saya kasih tahu latar belakang, kehidupan sederhana. Layani pemerintah dan masyarakat dengan baik," kata Aris saat ditemui detikcom di Jakarta, Kamis (14/9/2017).
Aris merasa tuduhan-tuduhan seperti menerima uang dan soal e-mail dari Novel Baswedan harus diluruskannya. Dia pun tahu risiko datang ke pansus angket, tetapi berpegang pada panggilan dan posisi pansus angket.
"Saya memilih datang ke sana tahu risikonyanya. Saya dipanggil DPR pansus dalam konstitusi jelas UUD 45 diberikan kewenangannya dan tugas diturunkan menjalankan tugas memanggil orang. Saya memilih sementara ditengah wasit MK, MK belum ada keputusan. Kalau saya tidak hadiri bisa dianggap itu, saya datang ke DPR," kata Aris.
Selain itu, Aris yang menceritakan track recordnya selama di Polri, mulai menjabat Kapolsek Kurik hingga Dirdik KPK. Ia pun membantah tak menerima apapun dari seseorang.
Bahkan pria kelahiran Pangkajene ini mengaku tak pernah meminta jabatan dari seseorang. Apalagi ia telah mengaku sekolah Sespim sekian kali tidak lulus. Namun ketujuh kalinya, ia pun mengaku lulus dari sekolahnya.
"Ya itu tes sespim tujuh kali, itu saya bilang Tuhan Allah menyiapkan sesuatu. Misalnya saya mengambil jalan pintas belum tentu sampai sekarang, orang menyerang kredibilitas dan integritas saya. Saya bilang you ikuti perjalanan karir saya semua tempat ada jejak dan diingat orang baik anggota saya maupun masyarakat, jelas Aris. [dtk]