Metroterkini.com - Dicuriagai kelengkapan izin tidak lengkap, Satuan (Sat) Reskrim Polres Resor (Polres) Pelalawan mengamankan 1 truk berisi penuh diduga limbah B3 asal PT. Adei Plantation, Sabtu (3/9/16) malam lalu di Mapolres Pelalawan, penahanan ini berawal dari laporan warga yang ketakutan karena belasan truk limbah ini setiap melewati perkampungan mereka.
Saat penagkapan sempat ada cekcok antara pengawal limbah ini bernama Nasir dengan masyarakat yang ikut melaporkan penagkapan malam itu, dikabarkan Nasir mengamankan 4 desa yang karena berdampak terhadap limbah yang melaui desa mereka.
Menurut pengakuan salah seorang menejer perusahaan isi truk itu memang berasal dari limbah minyak kotor sawit PT. Adei Plantation yang diolah kembali.
"Kita memang sedot dari kolam limbah, setelah diolah maka sisa CPO akan dimasukkan kedalam tangki truk guna menutui kekutangan produksi," Jelas menejer ini saat kunjungan tim BLH Pelalawan kelokasi limbah perusahaan tersebut.
Sebelumnya warga Telayap, Kecamatan Bunut, Kabupaten Pelalawan, Riau, Nasir (55th) (Beking Limbah) mengaku ketakutan keracunan udara limbah, pasalnya telah beberapa hari dilewati oleh puluhan truk limbah sawit di perkampungan mereka, menurutnya limbah sawit yang di sedot dari kolam Limbah PT. Adei Plantation ini dibawa ke Medan, Sumut, untuk diperjual belikan.
"Limbah dalam truk CPO sawit ini baunya sangat menyengat, nafas kami menjadi sesak ketika truk limbah ini melintas," Jelas Nasir, Rabu (31/8/16).
Bahkan tidak segan - segan Nasir menyebut dan mencatut nama anak Bupati Pelalawan, Adi Sukemi sebagai tameng pemilik minyak kotor ini.
Kebenaran limbah ini diperjual belikan dibenarkan oleh salah seorang karyawan PT. Adei Plantation, dikatakan karyawan ini telah ratusan Ton limbah ini dibawa keluar area perusahaan, mengenai harga dikatakannya 2300/ kg di Kolam Limbah.
Namun aneh kenapa Nasir yang sebelumnya keberatan saat ini justru menjadi beking bos truk ini, warga berharap Polisi mengusut tuntas kasus penjualan minyak kotor milik PKS PT. Adei Plantation tersebut.
Dikonfirmasi pada Nasir sampai berita ini diturunkan belum memberikan jawaban, sementara pemilik limbah ini Joni dikonfirmasi membisu.[basya]