Metroterkini.om - Terkait tiga program yang dilaksanakan Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Bengkalis sejak empat tahun terakhir ini, diantaranya ada yang diduga fiktif, telah menggelinding ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Bengkalis. Saat ini pihak Kejaksaan tengah melakukan full data.
Demikian disampaikan Kajari Bengkalis Rahman Dwi Saputra melalui Kasi Intel Furqonsyah Lubis, Rabu (8/7/15) kepada wartawan, terkait dugaan program di Balitbang yang fiktif tersebut.
Tujuannya agar dugaan tersebut dapat dibuktikan, apakah benar-benar fiktif atau memang dijalankan sesuai prosedur.
"Ya, akan kita tindaklanjuti sesuai prosedur, untuk mengetahui apakah dugaan fiktif tersebut benar terjadi apa tidak. Jika memang terjadi penyimpangan maka akan kita lakukan proses hukum sesuai aturan yang berlaku. Tentu saja dengan melakukan pemanggilan pada pihak terkait untuk penyelidikan, "terang Furqon, Rabu siang.
Seperti berita sebelumnya, Direktur eksekutif Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) BAK LIPUN Bengkalis, Abdul Rahman S, kepada sejumlah wartawan mengatakan bahwa pihaknya menduga diantara tiga program Balitbang Bengkalis yang telah berjalan dalam kurun waktu empat tahun terakhir ini ada yang fiktif.
Menurut Abdul Rahman S, dugaan proyek fiktif itu percontohan kebun kelapa sawit belasan hektar di Kecamatan Bantan. Karena lahan tersebut lahan seorang warga yang sudah ditanam kelapa sawit oleh pemilik jauh proyek ini digelontorkan.
Sementara dua program lainnya di Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Bengkalis tersebut program bioethanol untuk bahan bakar kendaraan. Program ini hanya hebat saat peresmian stasiun pengisian bahan bakar bioethanol di depan kantor Balitbang Bengkalis di Jalan Pertanian, setelah itu tidak berjalan sama sekali.
Kemudian proyek percontohan budidaya ikan salai di desa Tasik Serai kecamatan Pinggir yang dipertanyakan tingkat keberhasilannya.
“Kita mengindikasi ada tiga program yang digulirkan Balitbang Bengkalis tidak bermanfaat sama sekali kepada masyarakat. Hanya memboroskan dan menguras APBD Bengkalis yang diduga mencapai milyaran rupiah. Karena ketiga program tersebut orientasinya adalah proyek semata, sehinga patut dipertanyakan,” pungkas Abdul Rahman, Selasa siang.
Abdul mengungkapkan, sejumlah program yang digulirkan Balitbang Bengkalis sepertinya luput dari perhatian dan terkesan berjalan sukses atau berhasil. Namun kenyataannya tidak. Seperti stasiun bahan bakar bioethanol di depan kantor Balitbang yang hanya berdiri pompa pengisian bahan bakar seperti layaknya sebuah SPBU.
Juga program percontohan perkebunan kelapa sawit yang sudah digulirkan dan dibiayai APBD Bengkalis. Abdul Rahman S menduga kebun kelapa sawit yang dilaksanakan Balitbang itu tidak ada alias fiktif.
“Sejumlah program yang dilaksanakan hanya hebat diatas kertas, tapi tak ada output atau kontribusi pada kemjuan daerah. Kita menduga itu hanya proyek akal-akalan kepala Balitbang Bengkalis (Sopyan Hadi,red) saja,” tukas Abdul menambahkan.
Sementara itu, Kepala Balitbang Bengkalis Sopyan Hadi yang coba dikonfirmasi wartawan, tidak mau bertemu atau dikonfirmasi.
Telpon dan sms yang sudah dilayangkan berulang kali tidak pernah dibalas atau dijawab, padahal handphone yang bersangkutan aktif. [rdi]