Metroterkini.com - Peneliti menemukan cara untuk mengendalikan petir dengan memanfaatkan laser berkekuatan tinggi. Teknologi ini dinilai sangat bermanfaat untuk melindungi fasilitas roket hingga pembangkit listrik dari sambaran petir.
Tiang penangkal petir merupakan perangkat keamanan yang sangat umum digunakan untuk menghindari sambaran petir. Namun, perangkat ini memiliki jangkauan yang pendek dan hanya mampu melindungi area kecil.
Para peneliti Eropa baru-baru ini menguji sistem yang menggunakan laser berkekuatan terawatt untuk mengarahkan petir ke tongkat sepanjang 8 meter dengan lebar 1 meter dan berat hingga 3 ton.
Teknologi ini disebut tidak terbatas pada jarak dan dapat melindungi area yang cukup luas. Dalam pengujian para peneliti, laser ini dapat menjangkau hingga radius 580 meter.
Studi ini dilakukan oleh sebuah konsorsium Eropa yang dipimpin oleh University of Geneva (UNIGE) dan École Polytechnique (Paris). Mereka memberi nama perangkat baru ini sebagai Penangkal Petir Laser (LLR).
Dengan menghasilkan saluran udara terionisasi, LLR digunakan untuk mengalihkan jalur sambaran petir.
"Ketika laser berkekuatan sangat tinggi dipancarkan ke atmosfer, filamen cahaya yang sangat kuat terbentuk di dalam sinar. Filamen ini mengionisasi molekul nitrogen dan oksigen di udara, yang kemudian melepaskan elektron yang bebas bergerak," ujar Jean-Pierre Wolf, penulis studi sekaligus profesor di Departemen Fisika Terapan di Fakultas Sains UNIGE, seperti dikutip dari situs UNIGE.
"Udara terionisasi ini, disebut 'plasma', menjadi konduktor listrik," imbuhnya.
Wolf menyebut laser yang digunakan untuk menangkal petir ini bahkan efektif saat cuaca buruk, seperti adanya kumpulan awan tebal yang dapat menghalangi laser.
Petir adalah salah satu fenomena alam yang paling ekstrim. Petir terjadi dengan pelepasan elektrostatik tiba-tiba jutaan volt dan ratusan ribu ampere yang dapat diamati dalam satu awan, antara beberapa awan, serta antara awan dan tanah.
Petir sendiri diketahui menyebabkan 24.000 kematian per tahun. Selain itu, petir juga menjadi dalang dari pemadaman listrik, kebakaran hutan, hingga kerusakan infrastruktur yang menyebabkan kerugian besar mencapai miliaran dolar.
Lebih lanjut, teknologi canggih ini tentu menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Dilansir dari Engadget, profesor dari University of Glasgow Matteo Clerici menyebut eksperimen laser ini menghabiskan setidaknya US$2,17 miliar atau Rp32,88 triliun.
Di sisi lain, petir pernah menyambar roket dan situs peluncuran milik NASA. Mengutip We Hack The Moon, petir menyambar roket pada misi Apollo 12, 14 November 1969.
Ketika itu, petir bahkan menyambar roket sebanyak dua kali. Meski sempat menyebabkan kepanikan, misi tersebut sukses dan para astronaut mendarat tepat di titik yang telah ditentukan sebelumnya di Bulan.
Peristiwa berikutnya terjadi pada April tahun lalu. Mengutip Science Alert, petir menyambar alas peluncur (launchpad) roket SLS yang akan digunakan untuk misi Artemis 1.
Namun sambaran itu tidak merusak landasan dan roket yang sedang menempel. [**]