Metroterkini.com - Spesies zebra paling langka di dunia, Equus grevyi atau zebra imperial--ada pula yang menyebut zebra primitif atau zebra grevy--, banyak yang mati. Dikaitkan akibat kekeringan hebat yang melanda Kenya dalam dua tahun belakangan.
Situasi itu membuat bangkai hewan yang membusuk di atas permukaan tanah lumrah terlihat di Kenya utara.
Pendiri dan Direktur Eksekutif Grevy's Zebra Trust Belinda Low Mackey menyebut persentase kematian zebra grevy itu mencapai 2 persen. Tingkat kematian jerapah grevy berpotensi meningkat terus jika tidak hujan tidak segera turun.
"Jika hujan tidak segera turun, zebra grevy menghadapi ancaman kelaparan yang sangat serius. Sejak Juni, kami telah kehilangan 58 ekor zebra grevy dan kasus kematian meningkat seiring meningkatnya kekeringan," kata Belinda seperti dikutip dari CNN, Kamis (6/10/2022).
Korban kekeringan dahsyat dan panjang di Kenya itu bahkan disebut-sebut tidak hanya mempengaruhi populasi zebra, tetapi juga satwa lain. Di antaranya, gajah dan jerapah. Bahkan, ancaman juga mengintai unta, hewan yang dikenal paling tahan kekeringan.
"Unta adalah sumber daya yang berharga bagi banyak orang di wilayah ini. Tapi, gurun Kenya sekarang dipenuhi dengan bangkai mereka," kata Manajer Tanggap Darurat untuk Dewan Pengungsi Norwegia di Afrika Timur Suze van Meegen.
Kenya terancam mengalami musim kemarau kelima. Selain mengakibatkan banyak hewan banyak, kekeringan juga meningkatkan perburuan daging hewan liar.
Peningkatan itu terutama dilakukan komunitas penggembala di utara Kenya karena kekeringan berdampak pada sumber pendapatan lain. Di beberapa daerah, zebra grevy diburu di tempat penggembalaan.
"Kekeringan telah menyebabkan peningkatan perburuan zebra grevy karena sejumlah besar ternak berkumpul di cadangan penggembalaan. Ini telah menyebabkan konflik antaretnis (kadang-kadang hewan terjebak dalam baku tembak) dan perburuan liar, karena penggembala terpaksa hidup dari satwa liar," kata Mackey. [**]