Metroterkini.com - Maulid Nabi adalah perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dilakukan setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Islam. Di Indonesia, Maulid Nabi kerap dirayakan dengan berbagai tradisi unik yang salah satunya berasal dari Sumatera Barat.
Tepatnya di Padang Pariaman, ada sebuah tradisi unik yang dilakukan untuk merayakan Maulid Nabi yang disebut Bungo Lado. Bungo Lado adalah salah satu tradisi masyarakat Pariaman dalam merayakan Maulid Nabi dengan membuat pohon uang.
Secara harfiah, dalam bahasa Minang kata ‘bungo” berarti bunga dan “lado” berarti lada atau cabai. Namun alih-alih menggunakan bunga cabai, masyarakat setempat justru membuat pohon yang dihias dengan uang-uang kertas.
Pohon uang dalam tradisi Bungo Lado didapat dari iuran masyarakat yang dikoordinir oleh kapalo mudo atau ketua para pemuda/Karang Taruna. Kapalo mudo akan memberi pengumuman kepada warga yang hendak berdonasi untuk perayaan Bungo Lado dengan lokasi pengumpulan uang di letakkan di keramaian seperti pos ronda atau warung warga.
Setelah uang dikumpulkan, kapalo mudo akan berkoordinasi dengan perwakilan masyarakat untuk mulai menghias ranting pohon dengan kertas warna dan uang hasil sumbangan warga.
Uang yang terkumpul biasanya berjumlah jutaan, bahkan bisa mencapai puluhan juta. Semakin banyak uang donasi yang terkumpul, nantinya akan semakin besar pula Bungo Lado yang dapat dibuat.
Bungo Lado yang sudah jadi akan diarak menuju ke surau atau masjid setempat, untuk kemudian digunakan dalam kegiatan keagamaan. Selain adanya arak-arakan Bungo Lado, biasanya warga setempat juga akan menyajikan makanan khas berupa Jamba yang dimasak bersama-sama.
Makna tradisi Bungo Lado sejatinya adalah momen bahagia untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kegembiraan itu diwujudkan dengan cara-cara yang baik yaitu dengan berlomba-lomba meningkatkan amal ibadah dan menjaga tali silaturahmi antar warga. [**]