Gelat Aksi Jahit Mulut, Nakes di Asahan Hanya Digaji Rp 150 Ribu

Gelat Aksi Jahit Mulut, Nakes di Asahan Hanya Digaji Rp 150 Ribu

Metroterkini.com - Ratusan tenaga suka rela medis di Asahan, Sumatera Utara (Sumut) berunjuk rasa di depan Kantor Bupati Asahan. Mereka menuntut agar upah mereka ditampung dalam anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) sebesar Rp 300 ribu per bulan.

"Di sini kami ada yang mengabdi selama 5 bahkan 16 tahun. Inilah yang kami alami, sakit sekali menjadi profesi seperti ini, makanya ada lima orang rekan kami yang melakukan aksi jahit mulut," kata Ketua FKTK Asahan, Reyhan Marpaung kepada wartawan, Selasa (27/9/2022).

Lima orang peserta aksi menjahit mulut mereka sebagai bentuk protes. Para pendemo ini tergabung dari Forum Komunikasi Tenaga Kesehatan (FKTK) Non APBD/APBN. Mereka, berasal dari seluruh puskesmas yang ada di Asahan. Aksi jahit mulut dimaksudkan sebagai simbol pilunya profesi yang mereka jalani selama bertahun-tahun.

Selama ini kata Reyhan, mereka hampir tidak pernah digaji dari sumber keuangan daerah (APBD) dan hanya menerima sisihan honor yang diambil dari tenaga kesehatan (nakes) PNS setiap bulan, antara Rp 50 hingga 150 ribu per orang per bulan.

"Cuma Rp 300 ribu yang kami minta dari APBD ini walaupun duit segitu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan harian," kata dia.

"Sudah capek kami memprotes hal ini mulai dari kepada kepala puskesmas, dinas, bahkan legislatif. Demo ke sini kami juga diancam akan dipecat, kami siap," terangnya.

Menurutnya, karena tak pernah menerima bukti gaji dan surat pengangkatan yang sah, ratusan tenaga medis suka rela di Asahan ini tak bisa mendaftarkan diri mengikuti pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK). Menurutnya, aksi jahit mulut ini akan tetap mereka lakukan hingga tuntutan tersebut dikabulkan.

Hingga pukul 12.00 WIB pendemo sampai saat ini masih bertahan di Kantor Bupati Asahan dan berencana melakukan aksi menginap. [**]
 

Berita Lainnya

Index