Metroterkini.com - Pada umumnya kita semua sangat suka jalan-jalan atau menjelajah keberbagai daerah di Indonesia maupun mancanegara. Namun, tak banyak yang punya kesempatan dan waktu. Sebab, seorang penjelajah adalah orang yang punya semangat dan bermental kuat.
Berangkat dari semua kendala tersebut hanya sebagian kecil yang bisa melakukan. Dari sekian yang punya kesempatan dan semangat yang kuat itu adalah Bibit. Dengan usia sudah melewati setengah abad, lelaki berperawakan tambun tersebut menjelajahi Indonesia. Namun, Bibit agak spesial. Karena Bibit seorang disabilitas. Penyandang disabilitas asal Blitar ini, tak sedikitpun ragu dengan kondisi pisiknya untuk menjelajahi Indonesia.
Bermodalkan sepeda motor VIAR roda tiga hadiah sebuah dealer di Kotanya, Blitar, lelaki 59 tahun itu meninggalkan istrinya Winarti (42) dan 2 anaknya yang masih sekolah di Blitar.
Menurut Bibit, dia memulai perjalanan dari Kota Blitar pada 2 Juni 2022 dengan tujuan Semarang. Dari Semarang ayah dari Tera Agustin (15) dan Arjuna Wicaksana (8) melanjutkan ke Kota Bandung, Jawa Barat, Jakarta, Banten, sebelum akhirnya menyerangi Selat Sunda untuk menjejakkan kakinya di Bumi Saburai julukan Provinsi Lampung.
Dari Bandar Lampung, Bibit menyusuri Jalan Trans Sumatera menuju Bumi Sriwijaya. Di ibukota Wong Kito ini Bibit bersilaturahmi dengan beberapa pimpinan instansi. Ia juga tak lupa memperlihatkan buku besar perjalanannya sekaligus meminta cap sebagai bukti telah sampai di Kota Palembang. Bahkan ada pejabat yang membubuhkan tanda tangannya di dinding box sepeda motornya.
Dari Palembang, Bibit melalang buana ke Kota Padang, Sumatera Barat. Dari Kota Padang lelaki yang kedua kakinya cacat menyusuri Kota Padang Panjang, Bukittinggi, Payakumbuh dan Bangkinang sebelum akhirnya singgah di Kota Bertuah Pekanbaru.
Dikisahkan Bibit, selama dalam perjalanan yang sudah hampir seribuan kilometer itu kuda besi roda tiga yang ditungganginya sempat ngadat.
Bahkan pernah ban motornya bocor di jalan yang sepi penduduk. Ia akhirnya membongkar ban motor dan menumpang mobil yang lewat dan meninggalkan motornya di tempat sepi tersebut.
Pernah juga ungkap Bibit, tiba-tiba sistem kelistrikan mati. Hal sempat membuat Bibit sedikit bingung. Soalnya, masalah kelistrikan ini perlu mekanik.
"Ceritanya, usai saya makan kemudian ingin melanjutkan perjalanan, eh listriknya tak berfungsi. Untungnya disamping rumah makan ada bengkel, jadi bisa langsung diperbaiki. Diganti cdi-nya, bagus lagi," kata Bibit sembari tersenyum mengingat kejadian yang dialaminya selama perjalanan.
Sebagai pengelana, Bibit punya perhitungan yang matang untuk menghemat pengeluaran memilih istirahat di Musalah SPBU atau di masjid. "Kalau tidur di Musalah SPBU atau di Masjid," ujarnya.
Dari Pekanbaru Bibit memilih Kota Bengkalis sebagai persinggahan dan sampai pada Senin 26 September. Dipilihnya Bengkalis bukan tampa alasan, sebab Bibit mau menyeberang ke Tanjung Balai, Provinsi Kepulauan Riau.
"Dari Bengkalis saya mau ke Tanjung Balai " ungkapnya saat berdialog dengan Kepala Kejaksaan Negeri Bengkalis, Zainul Arifinsyah di ruang tunggu Kejari Bengkalis.
Kepada Zainul yang saat itu didampingi para Kepala Seksi, Bibit menceritakan perjalanannya dari kota Blitar hingga sampai ke Kota Terubuk.
Mendengar cerita perjalanan Bibit membuat Zainul kagum. Sebab ungkapnya, tak banyak orang seperti Bibit yang punya kemauan kuat mengelilingi Indonesia. Semangat Bibit yang disabilitas membuat dirinya terinspirasi untuk berbuat lebih sesuai kapasitasnya.
"Pak Bibit luar biasa. Bisa menjadi inspirasi bagi kita agar bisa berbuat lebih baik dalam bekerja," ujar Zainul sembari mengajak para stafnya berfoto bersama dengan Bibit. (Rudi)