Vape Lebih Berbahaya Bagi Kesehatan dari Rokok Konvensional

Vape Lebih Berbahaya Bagi Kesehatan dari Rokok Konvensional

Metroterkini.com - Belakangan muncul tren rokok elektrik atau vape di kalangan anak muda. Peralihan rokok konvensional ke vape disebut karena dianggap lebih aman karena kadar nikotin yang lebih rendah.

Medical Underwriter Sequis dr Debora Aloina Ita Tarigan menyebut meski kadar nikotin vape lebih rendah dari rokok konvensional, tapi risikonya sama dengan rokok konvensional mulai dari batuk hingga potensi kanker paru.

"Pada vape terdapat kandungan karsinogen dan nikotin yang berpotensi menyebabkan iritasi tenggorokan dan gangguan saluran pernapasan," ujar dr Debora melalui keterangannya, Selasa (13/9/2022).

Dia menyebut asap dari vape juga tidak kalah berbahaya bagi kesehatan. Bukan hanya untuk pengguna, asap vape juga berhaya untuk yang menghirupnya.

"Paparan rokok asap vape tidak hanya berbahaya bagi penggunanya tapi juga bagi sekelilingnya. Terutama, bagi anak-anak karena daya tahan tubuh mereka belum sekuat orang dewasa. Asap vape juga dapat menempel pada permukaan benda dan berpotensi masuk ke dalam organ tubuh," jelasnya.

Asap atau uap dengan nikotin yang terkandung dalam vape, menurut dr Deboda dapat menyebabkan adiksi jangka panjang yang mengakibatkan peradangan.

"Gejala kanker paru biasanya tidak dapat dideteksi cepat dan awam, dibutuhkan serangkaian pemeriksaan fisik maupun laboratorium, seperti pemeriksaan dahak, X-Ray, CT scan paru, biopsi paru dan bronkoskopi untuk menegakkan diagnosis kanker paru, "sebut dr. Debora.

Penyakit kanker paru masih bisa dikendalikan atau dikontrol tapi sangat sedikit kemungkinan untuk sembuh total. Ada beberapa pilihan pengobatan kanker paru, yakni pembedahan atau operasi, target terapi, radioterapi dan kemoterapi.

Untuk pengobatan dengan kemoterapi hanya dapat dilakukan ketika karsinoma sel kecil telah menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga tidak mungkin dilakukan pembedahan. Proses pengobatannya membutuhkan tindakan medis berbiaya besar, waktu yang panjang, peralatan medis yang lengkap dan canggih mulai dari rawat jalan, rawat inap, dan rawat jalan pascarawat inap.

Mengingat bahaya kanker paru, dr. Debora mengajak masyarakat ikut aktif menurunkan prevalensi kanker paru karena kasus kematian pada kanker paru-paru tertinggi di Indonesia.

Ia menyarankan agar perokok dan pengguna vape meninjau kembali kebiasaan mereka dengan mengurangi hingga benar-benar berhenti merokok dan menggunakan vape. [**]

Berita Lainnya

Index