Ditemukan Topeng Emas Berusia Lebih dari 3.000 Tahun

Ditemukan Topeng Emas Berusia Lebih dari 3.000 Tahun

Metroterkini.com - Topeng emas berusia lebih dari 3.000 tahun ditemukan di lubang penumbalan sakral barat daya China. Temuan ini disampaikan Administrasi Warisan Budaya Provinsi Sichuan.

Sebuah situs arkeologi seluas 4,6 mil persegi telah menemukan ribuan artefak kuno sejak ditemukan oleh seorang petani lokal pada 1920-an. Pada 1980-an, para arkeolog Sanxingdui menemukan dua lubang sakral berisi lebih dari 1.000 benda, termasuk topeng perunggu yang terpelihara dengan baik.

Melansir CNN, Selasa (14/9/2021), topeng emas ini ditemukan pada Juni lalu. Namun, baru diungkap pada awal bulan ini. Beratnya sekitar 100 gram (0,22 pon) dan topeng ini akan menjadi bagian dari artefak kepala perunggu.

Topeng emas ini diperkirakan berasal dari masa akhir Dinasti Shang, yakni pada 1046 SM. Menurut media pemerintah China, artefak ini juga merupakan satu dari sekitar 500 item yang ditemukan pada lubang yang sama dalam beberapa bulan terakhir.

Contohnya, ditemukan benda kuno lain seperti gading, pisau giok, bejana upacara, hingga beberapa patung perunggu.

Sebelumnya, penggalian sempat mengalami jeda dalam rentang waktu cukup lama. Namun, lubang ketiga akhirnya ditemukan pada akhir 2019, kemudian dilanjutkan penemuan lima lubang lagi pada 2020.

Pada Maret 2021, lebih dari 500 benda diungkap oleh pihak berwenang, termasuk topeng emas lain dan sebuah bejana perunggu berpola burung hantu. Benda-benda ini diperkirakan telah lebih dulu dibakar sebelum dikubur. Para ahli pun percaya bahwa lubang itu digunakan sebagai tempat tumbal.

"Penemuan baru ini sekali lagi menunjukkan bahwa imajinasi dan kreativitas orang Tiongkok kuno jauh melampaui apa yang dipikirkan orang saat ini," kata Kepala Lembaga Penelitian Peninggalan Budaya dan Arkeologi Provinsi Sichuan, Tang Fei, kepada Xinhua.

Tentang Sanxingdui, situs arkeologi zaman perunggu ini diperkirakan berada di jantung Negara Bagian Shu, sebuah kerajaan yang memerintah di Sichuan Barat sebelum akhirnya ditaklukkan pada 316 SM.

Temuan di situs tersebut pun menunjukkan bukti keunikan budaya Shu yang berkembang secara independen. Secara tradisional, kerajaan ini dianggap sebagai tempat lahirnya peradaban Tiongkok. Pasalnya, ditemukan juga serat sutra dan sisa-sisa tekstil di dalam lubang.

Saat ini, mayoritas benda yang ditemukan di Sanxingdui dipajang di museum, meskipun penggalian pada dua lubang sisanya masih berlangsung.

Sanxingdui belum diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO, tetapi situs ini telah ada dalam daftar tentatif untuk pertimbangan ke depannya. Bersama situs arkeologi zaman Shu lainnya, Sanxingdui digambarkan sebagai "perwakilan luar biasa dari Peradaban Zaman Perunggu China, Asia Timur, dan bahkan dunia" oleh PBB. [***]

Berita Lainnya

Index